Bobo.id – Makan adalah aktivitas sehari-hari yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Meski begitu, makan terlalu kenyang tentunya tidak baik.
Tidak hanya bisa menambah berat badan, tapi bisa membahayakan kesehatan juga.
Makan terlalu kenyang juga membuat kita mudah mengantuk.
Kenapa bisa begitu, ya?
BACA JUGA : Kenapa Semua Makanan Terasa Tidak Enak Saat Kita Sakit? Ini Alasannya
Zat Gizi Diserap oleh Tubuh
Setiap makanan yang kita konsumsi biasanya diolah dan diubah oleh tubuh menjadi energi atau tenaga supaya kita tetap bisa melakukan berbagai aktivitas.
Namun, makan kekenyangan justru membuat kita malas mengerjakan apa pun, bahkan kita jadi mengantuk.
Pada umumnya, saat makanan sampai ke lambung, maka sistem pencernaan akan menyerap zat gizinya.
Kemudian gizi yang diserap itu dibagi-bagi ke bagian tubuh yang membutuhkan.
BACA JUGA : Mengapa Kita Bersin Saat Ada yang Memasak Makanan Pedas?
Makanan Diubah Menjadi Energi dan Menghasilkan Hormon
Sebagian besar zat ini diubah menjadi energi yang dipakai oleh otot tubuh agar bisa terus bergerak.
Kemudian sisanya berguna untuk membantu tubuh menghasilkan dan mengatur berbagai hormon.
Misalnya seperti kolesistokinin dan glukagon yang memberikan rasa kenyang dan menaikkan gula darah.
Selain itu dihasilkan juga hormon serotonin dan melatonin yang merangsang rasa kantuk.
Nah, perpaduan dari berbagai hormon inilah yang bisa membuat kita merasa ngantuk setelah makan.
Selain ngantuk, tubuh kita juga akan terasa lemas dan lelah.
BACA JUGA : Dulu Hanya Dimakan oleh Kalangan Kurang Mampu, Ini Dia Sejarah Pizza
Terlalu Banyak Makan Makanan Ini
Biasanya, kita akan ngantuk setelah makan makanan yang mengandung karbohidrat dan triptofan yang tinggi.
Misalnya seperti nasi, kentang, pasta, roti-rotian, susu, dan pisang.
Secara umum, sensasi ngantuk setelah makan ini disebut dengan food coma.
Namun, dalam istilah medisnya disebut postprandial somnolen.
Jadi, reaksi mengantuk setelah makan ini memang wajar terjadi, apalagi kalau kita makan terlalu kenyang.
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR