Bobo.id – Jika biasanya warna dan pola pada pakaian atau tas dibuat dari berbagai bahan kimia yang mungkin berbahaya, ecoprint menawarkan cara alami yang unik dan berbeda.
Seperti apa? Yuk, simak ulasannya!
Memanfaatkan Bahan Alami
Teknik ecoprint memanfaat bahan-bahan alami dari tumbuhan sekitar sebagai sumber pola dan warna.
Bahan-bahan ini bisa berasal dari bunga, daun, batang, dan bagian tumbuhan yang lain.
Tiap bagian apalagi dari spesies yang beragam akan menghasilkan warna yang beragam pula.
Warna akan semakin jelas dan mudah keluar pada daun atau bunga yang masih segar (baru dipetik).
BACA JUGA: Tanaman Penghasil Warna-warni Tekstil
Penggunaan bahan alami ini membuat ecoprint bersifat ramah lingkungan, artinya tidak memunculkan pencemaran baik di air maupun udara.
Bahan Berserat Alami
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahan atau kain yang bisa digunakan untuk teknik ini adalah bahan yang berasal dari serat alami, seperti kanvas dan katun.
Bahan inilah yang dapat menyerap warna dengan baik. Jika menggunakan kain sintetis, bisa jadi warna tidak muncul atau luntur saat dibilas.
BACA JUGA:Kain Termahal di Dunia, Ternyata dari Serat Teratai
Cara paling sederhana dalam menerapkan teknik ecoprint ini adalah dengan meletakkan daun atau bunga di atas kain, kemudian mengetuknya dengan benda keras seperti palu sampai airnya keluar.
Kemudian dilakukan finalisasi dengan merendamnya pada air yang telah dicampur tawas.
Unik
Hasil kriya dengan teknik ecoprint ini bersifat unik karena tidak bisa diulang apabila sudah dibuat.
Selain itu, tiap daun dan bunga walaupun dari pohon yang sama sangat mungkin menghasilkan pola dan warna berbeda.
Pilihlah bagian tanaman yang memiliki kandungan air yang banyak agar warnanya mudah diserap oleh kain, seperti daun sirih.
BACA JUGA:Kembang Telang, Bunga Unik yang Dijadikan Obat dan Pewarna Alami
Tiap karya menjadi unik karena menyesuaikan dengan jenis tanaman, bagian tanaman, waktu pengolahan, tingkat pH, kualitas air, metode penerapan, dan jenis serat bahan.
Semuanya berproses sendiri-sendiri, sehingga karya yang dihasilkan bersifat “satu-satunya”.
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR