Lalu pada tahun 1880, bentuk kesenian ini lebih sering disebut origami oleh masyarakat, sebutan lain seperti orikata, orisui, dan orimono pun mulai terlupakan.
Kata origami terdiri dari kata ori yang artinya lipat dan kami yang artinya kertas.
Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain persegi lalu dilipat menjadi bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan keinginan.
BACA JUGA: 6 Tipe Origami, Pernahkah Kamu Membuat Keenam Tipe Ini?
Perkembangan Origami
Perkembangan origami cukup cepat di Zaman Edo yaitu sekitar tahun 1600-1868 karena pada waktu itu persediaan kertas mudah didapat.
Apalagi persediaan kertas asli buatan Jepang yang dikenal dengan washi pun cukup banyak.
Kesenian ini menggunakan bahan kertas yang berbentuk persegi lalu kertas tersebut dilipat dan dibentuk hingga menyerupai hewan atau benda tertentu seperti katak, kapal, balon, burung, dan bentuk lainnya.
Karena seni melipat kertas ini sering dilakukan di Jepang, maka origami dikenal oleh banyak orang sebagai bagian dari budaya Jepang yang berkembang secara turun temurun.
Hingga akhirnya origami dikenal oleh banyak orang dari berbagai negara termasuk Indonesia.
Seni melipat kertas ini diajarkan di sekolah-sekolah karena dapat meningkatkan kreativitas.
Teks: Hanna Vivaldi
BACA JUGA: Robot Lembut dan Kuat Ini Terinspirasi dari Origami
LIhat video inii juga, yuk!
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | Felixia Amanda |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR