Bobo.id - Sebuah gambar telur laba-laba yang diunggah di twitter mencuri perhatian.
Pasalnya, dalam gambar tersebut telihat bahwa telur laba-laba memiliki warna-warna yang indah.
Meski berwarna-warni dan mirip dengan permen, jangan pernah tergoda untuk mencicipinya.
Itu karena menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Arachnology, beberapa telur laba-laba beracun.
BACA JUGA: Pernah Lihat Kucing Seperti Sedang Memijat? Ternyata Ini Alasannya
Apalagi dalam gambar tersebut terdapat dua tabung berisi telur berwarna kuning dan hijau.
Masing-masing adalah telur dari Cyrtophora dan Laba-laba genus Holconia.
Dilansir dari Live Science, Rabu (27/06/2018), telur-telur ini disebut dengan "permen paling buruk di dunia".
Foto tersebut makin mencuri perhatian karena berasal dari laba-laba yang sangat jarang terlihat, kata Pak Glen King yang memposting foto tersebut.
Pak Glen King adalah peneliti di Centre for Pain Research, University of Queensland, Australia.
Pak Glen King menganalisis racun laba-laba tersebut sebagai kandidat untuk obat gangguan saraf.
Dalam unggahannya, King menjelaskan, telur laba-laba biasanya tersimpan dalam kantung-kantung jaring.
BACA JUGA: Kenapa Kapal Bajak Laut Mengibarkan Bendera Hitam Bergambar Tengkorak?
Jadi, meski punya waran-warna mencolok, telur-telur itu sangat sulit ditemukan.
Pak Glen King dan rekan-rekannya di laboratorium baru-baru ini mengumpulkan telur laba-laba di sekitar kampus UQ.
Kak Isaac Tucker, mahasiswa pascasarjana yang terlibat menyebut bahwa selain kedua telur yang dibahas di atas, mereka juga menemukan telur yang lain.
"Kami telah mengamati telur laba-laba dari semua warna pelangi yang berbeda," kata Kak Tucker.
Namun, dengan sekitar 100.000 spesies laba-laba yang ada di bumi, peneliti tidak cukup tahu tentang seberapa banyak warna dari telur laba-laba.
BACA JUGA: Ternyata Memori Manusia Itu Hebat, Inilah 5 Fakta Menariknya
Selain itu, alasan mengapa telur laba-laba berwarna cerah juga masih menjadi misteri.
"Pada ayam, telur berwarna berbeda karena perbedaan tingkat bahan kimia berwarna yang berubah dari satu spesies ke spesies lain.
Laba-laba mungkin punya jalur yang sama," kata Kak Tucker.
"Tapi sampai penelitian lebih lanjut dilakukan, kita tidak bisa yakin," sambungnya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR