Bobo.id – Buku adalah jendela dunia, begitu kata peribahasa.
Kita disarankan untuk membaca banyak buku agar kita bisa mendapat banyak pengetahuan dan memperluas wawasan.
Biasanya, buku-buku lama mengandung banyak pengetahuan, mulai dari sejarah, mitos, dan legenda.
Namun, baru-baru ini , peneliti menemukan racun di buku kuno!
BACA JUGA: Lembaran Bukumu Menguning? Ternyata Inilah Penyebabnya
Buku-buku Kuno
Ada sebuah perpustakaan di Denmark yang menjadi tempat para peneliti dari University of Southern Denmark untuk mencari buku-buku kuno.
Para peneliti awalnya mencoba mengidentifikasi bahasa Latin yang digunakan pada buku-buku itu.
Buku-buku itu berasal dari abad ke-16 dan 17.
Namun, mereka mengalami kesulitan saat membaca sampul bukunya.
Itu karena ada lapisan pigmen hijau yang membuat tulisan menjadi tidak jelas.
BACA JUGA: Kenapa Setiap Tanggal 17 Mei Selalu Diperingati Sebagai Hari Buku Nasional?
Dibawa ke Laboratorium
Buku-buku itu lalu dibawa ke laboratorium untuk diteliti ada bahan kimia apa di sampulnya.
Di sana, para ahli menggunakan sinar X untuk meneliti buku kuno itu.
Itu karena sinar X bisa mendeteksi senyawa yang berbeda pada sampul dan halaman buku.
Dengan sinar X ini, para peneliti juga berharap bisa menemukan tulisan-tulisan yang tidak terbaca.
BACA JUGA: Susah Tidur? Baca Buku Bisa Jadi Cara Agar Tidur Nyenyak
Penuh Racun
Setelah diteliti di laboratorium, ternyata lapisan hijau pada buku-buku kuno ini merupakan arsenik.
Arsenik sendiri adalah salah satu zat paling beracun di dunia.
Racun ini bisa menyebabkan berbagai gejala, mulai dari kanker bahkan sampai kematian. Hiiiy, seram!
Sebenarnya, arsenik pada sampul dan halaman buku-buku kuno itu tidak terlalu berbahaya.
Namun begitu, pihak perpusatakaan tetap menyimpan tiga buku beracun itu di dalam kotak kardus.
Kardus itu diberi tulisan “berbahaya” dan dipisahkan dengan buku-buku lain.
BACA JUGA: Yuk, Membaca Buku Digital Secara Gratis di iPusnas!
Kenapa Bisa Ada Racun?
Lalu, kenapa bisa ada zat arsenik di buku-buku kuno itu, Bo?
Menurut peneliti, arsenik merupakan zat utama untuk membuat satu jenis cat pada abad ke-19.
Saat itu, bahan sampul buku dan bahkan pakaian dilapisi dengan cat itu untuk mengawetkan tampilan benda.
Kandungan zat arsenik pada cat itu juga diyakini bisa melindungi benda-benda dari hama.
Kemungkinan besar, orang-orang pada zaman itu belum tahu kalau zat arsenik merupakan racun yang berbahaya.
Namun begitu, jangan takut untuk membaca buku, ya, teman-teman.
Kalau ada hal-hal aneh di dalam buku, teman-teman bisa memberitahukannya ke penjaga perpustakaan.
BACA JUGA: Binhai Tianjin di Tiongkok, Perpustakaan Megah yang Menampung Hingga Jutaan Buku
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | nationalgeographic.co.id |
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR