Bobo.id - Akhir-akhir media sedang ramai membicarakan rencana pemerintah DKI Jakarta untuk merobohkan JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) dan menggantinya dengan Pelican Crossing.
Apa, ya, yang dimaksud dengan Pelican Crossing?
BACA JUGA: Punya Makna Berbeda, Inilah Warna-warna dalam Rambu Lalu Lintas
Fasiltas Penyeberangan
Sama seperti Zebra Cross, Pelican Crossing adalah fasilitas penyeberangan di jalan raya.
Bedanya, Pelican Crossing dilengkapi dengan lampu lalu lintas yang akan menyala bila penyeberang menekan tombol pada tiang lampu.
Di Indonesia Pelican Crossing dikenal juga dengan nama Tombol Penyeberangan.
Perbedaan lain terletak pada warna. Bila Zebra Cross selalu bermotif garis dengan warna hitam dan putih, Pelican Crossing bisa macam-macam.
Ada garis-garis hitam dan putih, garis-garis hitam dan kuning, cokelat polos, kuning polos, atau tidak berwarna, hanya diberi garis pembatas.
Pelican Crossing biasanya ditempatkan di jalan raya yang ramai, dimana kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi, tetapi banyak orang menyeberang di situ.
Pelican Crossing ada juga yang ditempatkan di persimpangan jalan yang dilengkapi dengan lampu lalu lintas. Jadi, lampu lalu lintas untuk Pelican Crossing menjadi satu kesatuan dengan rambu lalu lintas utama.
BACA JUGA: Lampu Lalu Lintas di Jepang Berwarna Merah, Kuning, dan Biru. Kenapa Bukan Hijau, ya?
Tidak ada hubungannya dengan burung pelican
Kita tahu fasilitas penyeberangan di jalan raya yang berupa garis-garis berwarna hitam dan putih disebut Zebra Cross, karena warnanya seperti warna kulit zebra.
Bagaimana dengan Pelican Crossing? Apanya yang mirip burung pelikan?
Ternyata nama Pelican Crossing tidak ada kaitannya sama sekali dengan burung pelikan. Nama Pelican Crossing adalah pelesetan dari kata Pelicon Crossing.
Pelicon Crossing singkatan dari kata pedestrian light controlled crossing. Artinya, penyeberangan untuk pejalan kaki yang dikotrol dengan lampu lalu lintas.
BACA JUGA: Yuk, Mengenal 5 Warna Dasar Rambu Lalu Lintas!
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR