Bobo.id – Kalau melihat terumbu karang, teman-teman melihatnya sebagai apa?
Hewan, tumbuhan, atau batu-batuan?
Mungkin kita masih banyak yang bingung soal ini.
Yuk, kita simak penjelasannya supaya kebingungan kita terjawab!
BACA JUGA : Keindahan Terumbu Karang Tidak Lengkap Tanpa 5 Penghuninya Ini
Terumbu dan Karang
Terumbu karang terdiri dari dua kata, yaitu ‘terumbu’ dan ‘karang’.
Terumbu di sini maknanya batuan sedimen dari kapur atau kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh karang.
Sedangkan yang dimaksud karang adalah koral atau sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur tadi.
BACA JUGA : Butterflyfish, Pendeteksi Kesehatan Terumbu Karang yang Unik
Karang Terdiri dari Kumpulan Polip
Sekilas, karang memang terlihat seperti tanaman, kenyataannya adalah koloni ribuan hewan kecil yang disebut polip.
Tekstur polip-polip ini lunak berkerangka luar yang keras dari batu kapur, menempel pada batuan atau kerangka polip yang mati.
Terumbu Karang adalah Hewan yang Menghasilkan Kapur
Pada tahun 1753, orang yang pertama kali mengelompokkan karang sebagai hewan adalah seorang ahli biologi dari Prancis bernama J. A. de Peysonell.
Jadi, sesungguhnya, terumbu karang merupakan sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis (hidup saling menguntungkan) dengan zooxanthellae, organisme mirip tumbuhan.
Seperti yang kita tahu, hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta terlihat indah.
BACA JUGA : Terumbu Karang di Indonesia Banyak yang Rusak. Apa Sebabnya?
Tempat Hidup Terumbu Karang
Di dalam laut, terumbu karang menjadi habitat atau tempat tinggal bagi spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya.
Biasanya, terumbuh karang hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari.
Tepatnya, kurang lebih dari 50 meter di bawah permukaan laut.
Namun, ada juga jenis terumbu karang yang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya.
Hanya saja, terumbu karang itu tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR