Bobo.id – Kasih sayang tak hanya ada di dunia manusia, lo! Di dunia binatang juga ada yang namanya kasih sayang.
Kasih sayang di dunia binatang juga beragam, salah satunya kasih sayang induk kepada anak-anaknya.
O iya, kasih sayang yang diberikan oleh induk binatang kepada anaknya berbeda-beda, lo! Kita cari tahu satu per satu, yuk!
BACA JUGA:Dikira Anjing, Binatang Peliharaan Ini Ternyata Beruang
Kepik
Saat mengeluarkan telur, induk kepik akan menempatkan telurnya di bawah daun supaya tidak terlihat oleh predator.
Induk kepik juga selalu memastikan di sekitar telurnya ada kutu daun. Jadi, saat anaknya lahir, mereka bisa langsung memakan kutu daun itu.
Induk orang utan akan menggendong bayi mereka di punggung atau perutnya. Jadi, bayi orangutan selalu ada dalam penjagaan induknya.
Saat bayi orangutan mulai bisa berjalan, mereka tidak digendong lagi. Namun, induk orangutan akan memegangi tangan anaknya.
BACA JUGA:Cergam Bobo: Di Kebun Binatang
Induk kalajengking akan menaikkan bayi-bayinya ke punggung. Bayi kalajengking akan berada di sana selama 20 hari.
O iya, bayi kalajengking naik ke punggung induknya melalui capit sang induk yang diletakkan ke tanah. Baik sekali, ya!
Saat masih berbentuk telur, penguin kaisar betina akan menyerahkan telurnya pada penguin kaisar jantan untuk dijaga, sementara mereka pergi ke laut mencari makan.
Setelah sekian lama mencari makan, induk penguin kaisar akan kembali dan memberikan makanan yang mereka dapat kepada anaknya yang baru menetas.
BACA JUGA:Tak Hanya Nyamuk, Beberapa Binatang Ini Juga Suka Minum Darah
Induk gajah Afrika akan menuntun anaknya menggunakan belalai saat berjalan. Saat anaknya jatuh, sang induk akan menariknya ke kaki.
Induk gajah juga suka menyemprotkan air kepada anaknya saat waktu mandi. Induk gajah suka memberikan tepukan kasih sayang menggunakan belalainya.
Seperti itulah bentuk kasih sayang yang diberikan oleh induk binatang kepada anak-anaknya. Luar biasa, ya, teman-teman.
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR