Bobo.id - Teman-teman, sudah pernah mendengar cerita tentang Kota Mati Chernobyl di perbatasan Ukraina dan Belarusia?
Wilayah ini disebut kota mati karena ditinggal penduduknya sejak bencana ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang terjadi di sana.
Bencana tersebut terjadi sekitar 32 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 1986.
Nah sejak saat itu, sisa ledakan di wilayah Chernobyl ditinggalkan karena terdapat sisa radiasi nuklir atau yang biasa disebut debu partikel radioaktif.
Baca Juga : Wah, Ternyata Hewan Bisa Memprediksi Bencana!
Radiasi ini bisa mencemari udara dan lingkungan di sana sehingga tidak boleh untuk ditinggali.
Wilayah yang tidak boleh ditinggali oleh manusia ini disebut sebagai Zona Ekskusif.
Zona ini membentang sejauh 30 kilometer dari letak bencana terjadi di Chernobyl.
Pengaruh Radiasi pada Alam Liar
Meski ketika bencana terjadi, dampaknya paling dirasakan manusia yang harus meninggalkan zona eksklusif, alam liar juga ikut merasakan efek dari radiasi ini, lo.
Misalnya seperti hutan pinus yang kini disebut sebagai Hutan Merah atau Red Forest.
Pohon-pohon pinus yang terkena debu radioaktif mati dan kemudian warnanya berubah menjadi seperti karat, karena itulah disebut sebagai Hutan Merah.
Baca Juga : Craco, Kota Mati di Italia
Dugaan peneliti, pohon pinus tidak bisa menggugurkan daunnya seperti pohon lain yang terkena radiasi itu.
Selain tanaman, satwa yang terkena radiasi juga mengalami kelainan genetik, lo.
Pada tahun 1990, peneliti menemukan ratusan satwa yang lahir dengan kondisi tubuh tidak normal di sana.
Burung dan mamalia yang ada di area ini juga menderita katarak karena udara, air, dan makanan mereka terkena radiasi. Kasihan sekali, ya?
Ada Satwa Yang Berkembang Biak Dengan Baik
Meskipun begitu, ternyata ada beberapa jenis satwa yang populasinya meningkat, nih, teman-teman!
Baca Juga : Ternyata Kota Hantu Chernobyl Juga Punya Hotel, Seperti Apa Hotelnya?
Menurut Jim Smith, ilmuwan dari University of Portsmouth, populasi hewan di zona eksklusif ini sekarang jumlahnya tujuh kali lebih tinggi dibandingkan di taman nasional.
Hewan-hewan yang populasinya meningkat antara lain adalah serigala, rusa, dan babi liar.
Kenapa bisa begitu, ya?
Berdasarkan hasil penelitian Jim Smith dan timnya, meningkatnya populasi hewan di area tersebut dikarenakan jumlah perburuan di sana lebih sedikit dari cagar alam lainnya.
Ternyata, banyaknya jumlah mamalia di suatu tempat bergantung pada aktivitas manusia, teman-teman.
Wah, kalau begitu, saat ini zona eksklusif ini menjadi cagar alam yang bisa melindungi satwa, ya, teman-teman?
Baca Juga : Apakah Hewan Purba Seperti Mammoth Bisa Hidup Lagi? Yuk, Cari Tahu!
Sudah nonton video ini? Yuk, kita lihat bersama.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR