“Iya. Semoga bayi kudanya bisa cepat lahir. Induk kudanya sedang sakit. Tunggu yang sabar ya, di sini,” kata mama.
Ninda mengangguk. Papa dan mama lalu turun dari mobil. Mereka berjalan menuju istal kuda yang cukup jauh dari tempat parkir mobil. Cukup jauh bagi anak sekecil Ninda.
Ninda memang tidak akan kesepian. Karena ada boneka Tedi yang akan menemaninya. Ia dan Tedi bisa mencari permainan agar tidak bosan.
Ninda merasa bosan di dalam mobil. Ia segera turun. Di dekatnya ada pohon oak besar. Dahan-dahannya juga besar dan melengkung. Daun daunnya tampak indah keemasan karena sedang musim gugur.
Mereka berada di halaman berumput milik Kakek Duta. Halaman yang sangat luas, tempat kuda-kuda kakek Duta berlari dan merumput. Pagar-pagar kayunya cukup tinggi dan pagarnya digembok. Walau tidak digembok, Ninda juga tidak berani keluar dari tempat itu.
Baca Juga : Ketika Bang Kimin Bercerita
“Ooo, Tedi. Aku tidak bisa berpikir apa-apa. Kita main apa, ya, Tedi.
Rumputnya basah. Aku tidak mau mengotori sepatuku. Aku kan mau ke ulang tahun Bibi Luisa,” Ninda berbisik di telinga bonekanya. “Aku harap ada seseorang yang bisa diajak main.”
Saat itu, tiba-tiba angin bertiup menggerakkan dahan-dahan pohon besar pohon oak. Daun daun gugur dari pohon mulai berjatuhan di sekeliling mereka.
“Sebelum daun-daun itu jatuh, aku bisa mengucapkan keinginanku…” gumam Ninda sambil tersenyum.
Ninda menjatuhkan Tedi di rumput. Ia lalu berlari dengan kedua tangan direntangkan. Ia tak peduli lagi sepatunya kotor. Ada daun besar keemasan yang berputar dan jatuh ke arah mereka.
Keren! Anak-anak Jenius Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Lewat Game di National Coding Competition 2024
Source | : | Majalah Bobo |
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR