Bobo.id - Setelah melihat banyak sekali sampah plastik mengotori alam, akhirnya pemerintah Kota Denpasar membuat peraturan baru, nih.
Mulai tanggal 1 Januari 2019, penggunaan kantung plastik sekali pakai dilarang, teman-teman.
Ini karena sampah kantung plastik biasanya langsung dibuang dan kemudian menjadi polusi.
Teman-teman juga pasti risih, kan, kalau melihat ada banyak sampah di tepi pantai?
Sampah plastik memang sangat sulit untuk terurai secara alami di alam, teman-teman.
Baca Juga : Seniman Australia Ubah Sampah Plastik dari Laut Jadi Seni yang Keren!
Satu kantung plastik bisa membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk terurai, lo.
Belum lagi berbagai sampah plastik yang lainnya.
Menurut bapak I Wayan Hendaryana dari Pemkot Denpasar, tujuan dari peraturan ini adalah agar dampak dari sampah plastik bisa dihindari dengan segera.
Apalagi sampah plastik sering mencemari sungai dan mengalir ke laut.
Akibatnya, hewan-hewan dan alam di laut jadi terancam hidupnya.
Baca Juga : Gawat! Meski Sudah Berusia 50 Tahun, Botol Plastik Ini Tetap Utuh
Peraturan ini mengimbau masyarakat untuk membawa kantung sendiri saat berbelanja.
Karena seluruh toko modern dan pusat perbelanjaan di Bali dilarang menyediakan kantung plastik.
Pemerintah Kota Denpasar juga akan menerapkan peraturan ini di pasar tradisional, teman-teman.
Nantinya, akan disediakan kereta belanja dan keranjang belanja untuk menggantikan plastik.
Baca Juga : Untuk Mengurangi Plastik, Remaja Ini Membuat Sampo Ramah Lingkungan
Wah, gerakan yang tegas dari pemerintah Kota Denpasar, ya!
Kita yang tinggal di kota lain juga bisa mendukungnya, lo. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, yuk.
Misalnya dengan mengingatkan mama untuk membawa kantung belanja atau mengurangi pemakaian sedotan plastik.
Dengan ini, kita bisa membantu Bumi terlindungi dari sampah, serta menyelamatkan hewan-hewan di darat dan laut agar tidak memakan sampah plastik.
Baca Juga : Mengapa Plastik Membutuhkan Waktu yang Lama untuk Bisa Terurai?
Yuk, lihat video ini juga!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR