Peneliti bisa menemukan kalau bagian supraorbital, daerah yang terletak di antara soket mata memiliki tulang yang berlebih, dan membuat burung hantu memiliki topi bisbol berlebih di matanya.
Tulang tersebut memberi burung hantu semacam perlingdungan, sehingga membuat matanya tidak silau karena cahaya.
Tulang seperti ini biasanya tidak dimiliki oleh hewan nokturnal, tapi lebih umum dimiliki oleh burung elang modern.
Jika melihat evolusinya, peneliti masih tidak yakin apakah burung hantu tersebut adalah nenek moyang burung hantu nokturnal.
Baca Juga : Meskipun Tanpa Peta, Burung yang Bermigrasi Tidak Pernah Tersesat
Peneliti menduga bahwa memang ada dua jenis burung hantu, yaitu nokturnal yang beraktivitas di malam hari dan diurnal yang beraktivitas di siang hari.
Karena saat ini pun kita bisa menjumpai burung hantu yang beraktivitas di siang hari, yaitu burung hawk utara, dan burung hantu kerdil.
Pada penemuan fosil burung hantu tersebut, peneliti memiliki sekitar 45 persen rangka burung hantu.
Rangka tersebut terdiri dari tengkorak dan tulang kaki, sayap serta rahang bawah.
Baca Juga : Burung Macaw Inspirasi Blu dan Jewel di Film Rio Dinyatakan Punah
Rangka ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan penemuan fosil burung hantu sebelumnya, lo.
O iya, fosil ini ditemukan oleh John Alexander, yang merupakan peneliti di Burke Museum of Natural History and Culture di University of Washington.
Lihat video ini juga, yuk!
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR