O iya, Bio-Bata juga disebut sebagai batu bata yang ramah lingkungan karena proses pembuatannya tidak dengan cara dibakar, berbeda dengan batu bata yang terbuat dari tanah liat.
Pembakaran batu bata ternyata berbahaya bagi lingkungan, karena pembakarannya yang mencapai suhu 1.400 menimbulkan banyak karbon dioksida.
Bahkan, sisa produksi Bio-Bata masih bisa digunakan untuk membuat pupuk yang diambil dari nitrogen dan kalium sisa produk cair pembuatan Bio-Bata.
Dengan menggunakan batu bata ini dalam pembuatan bangunan, Dyllon Randall, pemimpin utama penelitian, mengatakan akan menghemat biaya karena bisa menurunkan biaya pemeliharaan bangunan.
Baca Juga : Planet Bumi Semakin Tua, Lakukan Cara Ini untuk Menyelamatkannya, yuk!
Material pembentuk Bio-Bata ini juga pernah digunakan oleh orang Romawi, lo, di mana terdapat kandungan kalsium karbonat dalam beberapa bangunan kuno Romawi.
Sebuah penelitian yang dipulikasikan tahun 2017 menemukan kalau bahan beton Romawi mengandung mineral langka yang semakin kuat saat bangunan bertambah tua.
O iya, meskipun Bio-Bata terbuat dari pipis manusia, batu bata ini tidak bau, lo, karena baunya akan hilang 48 jam setelah batu bata sudah menjadi batuan.
Lihat video ini juga, yuk!
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | ABC News |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR