Bobo.id – Baru-baru ini kita dikejutkan dengan kabar pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkal Pinang.
Badan SAR Nasional atau Basarnas memastikan pesawat Lion Air ini jatuh di perairan dekat daerah Karawang, Jawa Barat.
Namun, pernah teman-teman bertanya apa yang dimaksud dengan JT 610?
Baca Juga : Cara Berinternet Aman Ada di Majalah Bobo Edisi 30 (Terbit 1 November 2018)
Yuk, kita cari tahu apa arti di balik huruf dan angka ini.
Dua huruf tersebut ternyata merujuk pada maskapai penerbangan yang akan kita tumpangi.
Dalam hal ini, JT berarti menunjuk pada maskapai Lion Air.
Baca Juga : Aviophobia, Ketakutan Naik Pesawat Terbang, Mengapa Bisa Terjadi?
Sehingga, di setiap penerbangan Lion air yang tertera di tiket atau layar penerbangan selalu diawali dengan huruf JT.
Untuk maskapai penerbangan yang masih satu grup dengan Lion Air, seperti Wings Air, Batik Air, Malindo Air, dan Thai Lion Air juga memiliki kode hurufnya masing-masing, lo.
Kode IW untuk Wings Air, ID untuk Batik Air, OD untuk Malindo Air, dan SL untuk Thai Lion Air.
Kode dua huruf tersebut tidak tertulis begitu saja, teman-teman.
Karena kode dua huruf ini hanya dikeluarkan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (International Air Transport Association atau IATA), sebuah asosiasi perdagangan untuk maskapai internasional.
Kenapa tidak sesuai dengan inisial nama maskapai tersebut?
Hal ini bisa saja disesuaikan, seperti Garuda Indonesia yang mendapat kode huruf GA.
Namun, tidak bisa semua maskapai mendapatkan kode huruf yang sesuai. Bisa saja kode huruf inisial sudah digunakan untuk maskapai lain.
IATA yang akan menentukan dan memutuskan apakah kode huruf tersebut bisa digunakan untuk suatu maskapai atau tidak.
Baca Juga : Meski Terbang di Udara, Pesawat Juga Bisa Mengapung di Air, lo!
Intinya, tidak boleh ada kode yang sama di antara maskapai penerbangan.
Contoh lain, untuk maskapai di Indonesia seperti Citilink yang mendapat kode QG, QZ untuk maskapai Air Asia.
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR