Berbohong merupakan tindakan yang tidak baik. Selain merugikan orang lain, penelitian terbaru menemukan bahwa berbohong juga berbahaya untuk kesehatan.
Kebingungan Otak
Seorang peneliti bernama Arthur Markman, mengatakan bahwa ketika selesai berbohong, tubuh akan melepaskan hormon yang berhubungan dengan stress, yaitu kortisol. Lalu, otak pun harus bekerja keras untuk membedakan mana kebenaran dan kebohongan. Ketika bingung sulit membedakan, hal ini pun bisa menimbulkan kemarahan.
Diikuti oleh Stress
Secara sadar maupun tidak, berbohong membuat kita merasa khawatir, terutama “khawatir jika ketahuan berbohong”. Sekitar 72 jam setelah berbohong, hormon stres masih terus dilepaskan ke otak. Kekhawatiran yang mengakibatkan stress berkepanjangan akhirnya menyebabkan pola hidup kita berubah, seperti susah tidur, tidak nafsu makan, malas bergerak, dan lain-lain.
Kesehatan Memburuk
Akibat dari stress dan perubahan pola hidup, nantinya akan berdampak pada kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, sakit kepala, kram, dan mual-mual. Pada kesehatan mental pun, juga berpotensi menyebabkan depresi yang membuat kita merasa tidak nyaman.
Kasihan otak kita jadi bingung, lalu kesehatan fisik dan mental jadi terganggu jika berbohong.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR