Di Belanda ada sebuah taman bunga tulip yang sangat terkenal bernama Taman Keukenhof. Taman ini memiliki luas 80 hektar yang sekaligus menjadi taman terbesar di Eropa. Biasanya, Taman Keukenhof dibuka antara bulan Maret hingga Mei bertepatan dengan musim semi.
Tulip adalah bunga yang identik dengan Negeri Belanda. Tumbuhan yang termasuk ke dalam klasifikasi Liliaceae ini berasal dari Asia Tengah ini juga terkenal di sekitar Iran, Turki, serta Kazakhstan.
Bunga tulip memiliki nama latin yaitu Tulipa. Tingginya maksimal 70 sentimeter. Bunga indah dengan 6 helai mahkota ini memiliki banyak jenis warna, seperti merah, ungu, biru, dan sebagainya, sebab tulip adalah perpaduan dari berbagai gradasi warna. Biji bunga tulip dibungkus kapsul kering berbentuk bundar.
Lokasi Taman Keukenhof
Lokasi Taman Keukenhof ada di sebelah selatan Holland, di tengah-tengah kota Lisse dan Hillegom. Untuk berkunjung ke tempat ini, kamu dapat menumpang bus dari Leiden. Taman Keukenhof didirikan pada tahun 1949. Pada awalnya, Taman Keukenhof dibuat agar orang-orang dari seluruh Eropa dapat memamerkan bunga yang mereka miliki. Seiring berjalannya waktu, taman ini kemudian menjadi sangat terkenal sebagai taman bunga terluas dan terlengkap.
Bunga yang dibudidayakan di Taman Keukenhof
Selain tulip, juga ada jenis tanaman lain yang dibudidayakan di taman ini. Beberapa di antaranya adalah bunga anggrek dan hyacinths. Koleksi bunga di Taman Keukenhof juga cukup lengkap dan berjumlah jutaan meski sebagian besarnya adalah bunga tulip.
Keindahan bunga-bunga ini dapat dinikmati dengan berjalan kaki maupun mengendarai sepeda. Di taman ini juga ada sebuah sungai yang dapat dilintasi menggunakan perahu.
Rangkaian tulip di Taman Keukenhof
Setelah musim semi selesai, bunga-bunga tulip akan dipetik dan ditanam lagi agar tahun berikutnya pengunjung dapat kembali menikmati keindahannya. Tata letak bunga tulip ini juga disusun sedemikian rupa agar menjadi rangkaian yang indah untuk dipandang. Selain di Belanda sendiri, tulip juga dibudidayakan di beberapa negara lain oleh masyarakat Belanda yang hidup dan menetap di negara tersebut.
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR