Beberapa orang biasanya menggunakan panah atau tanda lain untuk menemukan jalan yang benar. Tetapi bagaimana dengan orang-orang pada zaman dahulu? Apa yang mereka gunakan untuk menandai jalan?
Ternyata, orang-orang zaman dulu, tepatnya orang di bagian utara Skandinavia, selalu meletakkan kayu oak busuk yang sudah ditumbuhi jamur cahaya peri sebagai penunjuk jalan. Jamur itu bisa mengeluarkan cahaya saat malam, jadi orang yang menjelajah hutan tidak akan tersesat saat kembali ke rumah.
Mycena
Jamur yang bisa mengeluarkan cahaya itu masuk ke dalam famili agaricalous, dengan genus mycena. Oiya, jamur mycena yang bisa mengeluarkan cahaya hanya ada 33 tiga persen. Jadi, tidak semua jenis jamur mycena bisa mengeluarkan cahaya.
Zat luciferin
Cahaya yang dikeluarkan oleh jamur ini berasal dari zat luciferin yang bereaksi dengan oksigen. Oiya, zat luciferin ini juga dimiliki oleh kunang-kunang. Zat luciferin yang ada di tubuh kunang-kunang juga akan mengelurkan cahaya saat bertemu dengan udara.
Cahaya pada kunang-kunang berfungsi sebagai penarik perhatian di musim kawin, tapi cahaya pada jamur ini belum diketahui fungsinya.
Saprofit
Jamur cahaya peri termasuk jamur saprofit (tumbuh pada sisa-sisa makhluk hidup, seperti kayu lapuk yang ada di hutan).
Jamur ini bisa ditemui di hutan bersuhu rendah dengan kelembaban yang tinggi, seperti hutan tropis Brazil dan Taman Nasional Halimun, Jawa Barat.
Sumber: Dikha – Majalah Bobo, Foto: Creative Commons
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR