Ketinggian Gunung Anak Krakatau Berkurang Setelah Erupsi

By Avisena Ashari, Minggu, 30 Desember 2018 | 10:28 WIB
Gunung Anak Krakatau (EPA)

Bobo.id - Teman-teman, satu minggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 Desember 2018, terjadi bencana tsunami di Selat Sunda.

Salah satu faktor yang menjadi penyebab datangnya gelombang tsunami ini adalah masuknya material longsoran Gunung Anak Krakatau ke dalam laut.

Gunung Anak Krakatau mengalami longsor karena mengalami erupsi beberapa kali, teman-teman.

Baca Juga : Ditemukan Sisa-Sisa Bencana Alam Gunung Meletus di Pompeii, Apa Saja?

Nah, rupanya, erupsi yang dialami Gunung Anak Krakatau ini mengakibatkan tinggi gunung tersebut berkurang, lo.

Yap, rupanya tinggi gunung juga bisa berkurang, teman-teman.

Gunung Anak Krakatau kehilangan sekitar 2/3 bagian dari ketinggiannya. Wah, kira-kira berapa tingginya saat ini, ya?

Baca Juga : Saat Terjadi Tsunami, Bagaimana Keadaan Satwa yang Tinggal di Laut?

 

Menurut keterangan dari Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Anak Krakatau, pada pengukuran terakhir di bulan September 2018, ketinggian gunung ini adalah 338 meter.

Kemudian, setelah diukur kembali setelah terjadi erupsi dan longsor, saat ini tinggi Gunung Anak Krakatau adalah 110 meter, teman-teman.

Gunung Anak Krakatau kehilangan sekitar 150 - 180 juta meter kubik material batuan dan abu yang perlahan masuk ke dalam laut.

Baca Juga : Tsunami di Banten dan Lampung Menyebabkan Banyak Penyu Terdampar

Meski tinggi gunung berkurang, aktivitas gunung ini masih harus diwaspadai, nih.

Sekarang, status Gunung Anak Krakatau naik menjadi Siaga.

Karenanya, penduduk yang berada di sekitar wilayah tersebut harus tetap berada dalam jarak aman, yaitu lima kilometer, teman-teman.

Apa kamu sudah tahu bagaimana proses tsunami Selat Sunda yang disebabkan Anak Gunung Krakatau terjadi? Bobo punya penjelasannya di video berikut, ya!

Baca Juga : Begini Proses Terbentuknya Tsunami yang Diakibatkan Erupsi Gunung Anak Krakatau