Untuk membakar atmosfir, peluru logam membutuhkan kecepatan yang cukup, sehingga mereka harus ditembakkan dari satelit, bukan hanya dilepaskan.
Dan mekanisme untuk melakukan itu harus memiliki recoil (hentakan ke belakang) sesedikit mungkin, untuk menghindari pengiriman penembakan satelit mundur ke ruang angkasa. Rumit juga, ya.
Baca Juga : Mengenang Pertempuran 10 November di Tugu Pahlawan Surabaya
Tim ALE telah mengembangkan tangki gas yang digerakkan oleh tekanan yang menembakkan peluru logam dengan kecepatan 8 km per detik.
"Ini adalah sesuatu yang belum pernah dikembangkan di Bumi dan kita perlu memastikan itu bekerja di ruang angkasa." Jelas insinyur ALE, Adrien Lemal.
Baca Juga : Seekor Anak Beruang Tidak Bisa Tinggal di Kebun Binatang dan Cagar Alam, Apa Sebabnya?
Tim pengembangan dari ALE berencana akan mengoperasikan satelit berpeluru logam tersebut pada tahun 2020.
Wah, apa benar kita bisa merasakan hujan meteor kapan saja? Kita tunggu perkembangannya, ya, teman-teman!
Baca Juga : NASA Menemukan Planet dengan Ukuran yang Tidak Biasa, Sebesar Apa, ya?
Tonton video ini, yuk!