Negara Mana yang Mengembangkan Kembang Api, ya? #akubacaakutahu

By Avisena Ashari, Kamis, 31 Januari 2019 | 12:01 WIB
kembang api (MaxPixel's contributors)

Bobo.id - Perayaan-perayaan di seluruh dunia identik dengan kembang api.

Di berbagai negara, kembang api dinyalakan saat tahun baru, hari kemerdekaan, dan festival budaya.

Cahaya kembang api di langit memang indah, teman-teman. Tapi sudah tahu belum, negara mana yang mengembangkan kembang api?

Cari tahu beberapa fakta kembang api, yuk!

Reaksi kimia kembang api

Siapa yang suka main kembang api? Selalu ingat untuk berhati-hati, ya.

Bukan hanya kembang api sparkles, tapi juga petasan yang melesat ke angkasa.

Tahukah kamu? Kembang api merupakan hasil dari reaksi kimia, teman-teman.

Baca Juga : Makanan yang Digoreng Mengapung di Permukaan Minyak, Kok Bisa, ya?

 

Komponen utama dari kembang api adalah zat pengoksidasi atau pemicu api, bahan bakar, dan bahan kimia untuk menciptakan warna.

Zat pengoksidasi akan memecah ikatan kimia di dalam bahan bakar. Sehingga energinya terlepas dan jadilah letusan kembang api.

Proses kimia ini terjadi karena ada api yang memicunya.

Awalnya, zat pengoksidasi dirahasiakan agar tidak jatuh ke tangan orang yang salah, lo.

Saat terjadi letusan, ada cahaya warna-warni yang muncul dari berbagai bahan kimia di dalamnya.

Misalnya zat kalsium untuk membuat warna oranye, atau lithium yang membuat warna merah.

Awalnya dipakai sebagai senjata

200 tahun sebelum Masehi, orang-orang Tiongkok memanaskan kembang api di atas batu bara.

Jika terlalu lama, batang bambu itu menjadi mengembang dan meledak.

Baca Juga : Selalu Identik dengan Tahun Baru Imlek, Ini Dia 5 Fakta Seru Barongsai

Suara ledakannya ini bisa menakuti orang-orang yang tinggal di daerah gunung. Sehingga kemudian mereka menciptakan petasan yang bisa meledak, dan digunakan untuk menakuti musuh.

Ada juga yang mempercayai kalau suara ledakan petasan bisa mengusir roh jahat.

Di tahun 600 - 900 Masehi, ada ahli kimia Tiongkok yang tidak sengaja membuat bubuk bahan peledak.

Kemudian bubuk tersebut banyak digunakan untuk membuat ledakan di dalam batang bambu, sebagai perayaan.

Akhirnya cara ini dipakai oleh teknisi militer sebagai senjata.

Prajurit di Tiongkok juga menaruh batang bambu berisi bubuk peledak di ujung anak panahnya.

Kembang api lahir di Tiongkok, tapi berkembang di mana, ya?

Sekarang, tampilan kembang api banyak menggunakan cangkang udara, yang bentuknya mirip cone es krim.

Baca Juga : Disney Princess Tercantik Juga Punya Senjata Pelindung Diri, lo!

Tahukah kamu siapa yang mengembangkannya? Rupanya kali ini bukan ahli kimia Tiongkok, lo. Melainkan ahli dari Italia!

Ahli dari Italia ini mengembangkannya di tahun 1830-an.

Saat itu wadah atau cangkang kembang api berisi bahan bakar di bagian bawah, kemudian di bagian atasnya berisi lapisan  yang berisi zat pembuat warna.

Orang Italia juga menemukan bubuk metalik yang digunakan untuk membuat kembang api memiliki warna-warna tertentu seperti sekarang, teman-teman.

Bahaya kembang api

Bukan hanya percikannya yang bisa mengenai anggota tubuh, ada bahaya lain kembang api, teman-teman.

Zat kimia dari kembang api tidak baik bagi lingkungan.

Letusan kembang api melepaskan zat-zat yang membuat polusi udara di atmosfer bumi kita.

Baca Juga : Hati-Hati Saat Bermain Kembang Api, Ini Caranya Agar Tetap Aman

Zat-zat tersebut bisa mengganggu kesehatan, jika jumlahnya terlalu banyak di udara. Misalnya kesehatan paru-paru.

Selain itu, anjing, kucing dan burung-burung bisa terganggu dengan adanya letusan dari kembang api, teman-teman.

Kemudian, kita tidak bisa mendaur ulang kembang api, nih.

Karenanya, sebelum membuang kembang api lebih baik kita merendamnya dalam air untuk memastikan kalau sisa kembang api tidak bisa terbakar lagi.

Wah, rupanya setelah membaca tentang kembang api, Bobo juga jadi tahu nih sejarah kembang api dan dampaknya saat menyalakan kembang api.

Membaca memang asyik dan membuat pengetahuan jadi bertambah, ya? #AkuBacaAkuTahu

Baca Juga : Dari Mana Asalnya Warna-warni Kembang Api yang Menyala Indah?

Lihat video ini juga, yuk!