"Adikku, aku akan memilih jalan sebelah kiri ini. Konon, jalan ini sangat menanjak dan berat. Kau akan kelelahan kalau melewati jalan ini. Kau ambillah jalan di sebelah kanan, yang lebih rata dengan pemandangan indah.”
Alfred lalu mengambil sebilah pisau dan membuat gua goresan di batang pohon maple di pinggir jalan. Ia lalu berpesan pada adiknya,
"Sekarang, lihatlah! Kalau keluar getah merah dari goresan di sebelah kiri, itu tandanya aku dalam bahaya. Jadi, kau harus mencari aku. Sebaliknya, kalau keluar getah merah pada goresan di sebelah kanan, itu artinya kau yang berada dalam bahaya. Maka aku akan pergi mencarimu."
Baca Juga : Kali Cokel di Pacitan, Pemandangan Indah yang Menyegarkan Mata
Kedua pangeran kakak beradik itu lalu berpisah. Alfred pergi melalui jalan di sebelah kiri dan ditemani Broni, anjingnya yang setia.
Ia terus berjalan sampai jauh, melalui jalan menanjak, dan akhirnya tiba di puncak gunung yang sangat tinggi.
Alfred dan Broni akhirnya tiba di tempat yang ditumbuhi sebatang pohon apel. Ia lalu duduk beristirahat di bawah pohon apel itu dan membakar api unggun untuk menghangatkan diri.
Pada saat ia sedang bersantai, tiba-tiba datanglah seorang nenek.
“Anak muda yang baik, tolong ikat anjing itu supaya dia tidak menggigit saya,” kata nenek itu.
Baca Juga : Di Indonesia, Bunga Ini Disebut Bunga Desember, Mengapa Begitu, ya?