Tidak Hanya Hewan, Beberapa Makanan Khas Indonesia Terancam Punah

By Tyas Wening, Jumat, 8 Maret 2019 | 18:14 WIB
Gulo puan khas Palembang (KOMPAS/Irene Sarwindaningrum)

Selain gula pasir, gulo puan terbuat dari bahan dasar lain, yaitu susu kerbau rawa yang ada di kawasan rawa-rawa Sumatera Selatan.

Pada masa kesultanan, gulo puan adalah makanan kesukaan para raja, lo, dan disebut sebagai keju asal Sumatera Selatan karena mempunyai tekstur yang lembut seperti keju.

Selain lembut seperti keju, gulo puan juga memiliki tekstur agak kasar seperti berpasir.

Lembutnya tekstur gulo puan ini dihasilkan dari proses pemasakan yang membutuhkan waktu lama, yaitu sekitar tiga sampai empat jam, nih, teman-teman!

Selama proses pemasakan, campuran susu kerbau murni dan gula pasir ini harus terus diaduk agar tidak menjadi gosong.

Baca Juga : Lebih Suka Dengarkan Lagu Sedih daripada Lagu Ceria Ketika Sedang Sedih? Ini Penyebabnya

Biasanya, gulo puan yang manis ini dijadikan campuran untuk minum kopi maupun olesan pada roti dan pisang goreng.

Sayangnya, kalau teman-teman ingin mencicipi manis dan lembutnya gulo puan, saat ini gulo puan sudah menjadi salah satu makanan asal Palembang yang mulai langka, lo.

Hanya ada beberapa desa di Palembang saja yang saat ini menjadi desa pembuat gulo puan dan dijual pada hari-hari tertentu.

Langkanya gulo puan ini disebabkan karena bahan utama gulo puan, yaitu susu kerbau rawa yang dianggap mulai berkurang.