“Mang, Pak Joko baik, ya, ternyata. Tapi, kok, dia enggak pernah keluar rumah?” tanyaku pada Mang Ari.
“Walau sudah tua, Pak Joko itu masih sehat sebenarnya. Tapi kakinya agak pincang. Pada zaman dulu, Pak Joko ikut berperang dan kakinya tertembak peluru. Makanya dia memakai tongkat. Istrinya sering sakit, makanya dia jarang keluar rumah untuk menjaga istrinya,” jelas Mang Ari.
Baca Juga : Super Bloom, Saat Bunga Liar Mekar Beberapa Tahun Sekali di Gurun
“Oh begitu. Pantas saja rumahnya sepi sekali. Seperti rumah kosong, kurang terawat,” kataku.
“Pak Joko sering minta bantuan Mang Ari untuk belanja kebutuhan sehari-hari atau memperbaiki bagian rumah yang rusak. Tapi, Mang Ari hanya bisa menolong kalau warung sedang tutup. Makanya Ryan, kalau ada waktu, coba kamu bantu Pak Joko,” Mang Ari memberi nasihat.
“Siap, Mang! Ryan siap membantu Pak Joko,” kataku semangat.
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 10) Kakak yang Kembali