“Di tepi hutan, ada sebuah pondok bekas milik kurcaci pemburu. Pondok itu sekarang sudah kosong. Ayah tinggal saja di sana. Nanti kami bergantian mengantarkan makanan untuk Ayah ke sana,” kata mereka.
Kek Rokoko menangis sedih. Ia tak bisa membayangkan tinggal sendirian di tepi hutan.
Bagaimana kalau anak-anaknya lupa membawakan makanan dan minuman untuknya?
Ia sudah terlalu tua untuk pergi berburu. Kakinya juga tak kuat untuk pergi ke sungai mengambil air.
Namun, keputusan ketiga anaknya itu sudah bulat. Kek Rokoko pasrah dibawa ke tepi hutan.
Pakaian dan perlengkapannya dibawa juga ke dalam pondok kecil bekas milik pemburu. Ia lalu ditinggal disana dengan makanan dan minuman secukupnya.
Baca Juga : 5 Danau yang Dipercaya Jadi Rumah Monster Misterius, Berani Datang?
Ketika hari menjelang sore, Kek Rokoko merasa sangat kesepian. Ia berjalan pelan di jalan setapak tepi hutan.
Pada saat itu, ia berpapasan dengan sebuah kereta kuda mewah milik kurcaci bangsawan. Kek Rokoko membuka topinya dan membungkuk memberi hormat.
Tak disangka, kereta kuda itu berhenti. Lalu, keluarlah kurcaci bangsawan dari gerobak itu.
Pakaian kurcaci itu sangat mewah. Kek Rokoko tahu, itu adalah kurcaci Lebonbon yang terkenal kaya dan bijak.
“Kakek Tua, apa yang kau lakukan di tepi hutan begini? Mengapa kau sendirian?”
Baca Juga : 6 Buah Ini Bisa Membuat Tubuh Kita Terhidrasi, Pernah Makan?