Bobo.id - Berenang adalah salah satu olahraga yang digemari anak-anak seperti kita.
Tidak heran jika di akhir pekan kolam renang umum dipenuhi oleh anak-anak seperti kita.
Baca Juga : Hati-hati! Perhatikan 5 Hal Ini Saat Berenang di Kolam Renang Umum
Berenang memang selalu menjadi kegiatan yang menyenangkan, karena kita bisa olahraga sambil bersenang-senang di dalam air.
Namun, di balik keseruan kolam renang, ada banyak bahaya yang mengintai kita, lo.
Salah satunya adalah risiko tertular penyakit yang ada di kolam renang. Hiii...seram juga, ya.
Baca Juga : Benarkah Warna Merah Meningkatkan Nafsu Makan? Ayo, Cari Tahu!
Kolam renang memang sudah disterilkan dengan kaporit untuk membunuh bakteri-bakteri yang tersebar di air kolam.
Namun bukan berarti kolam berenang umum terjamin aman sepenuhnya. Efek desinfektan dari kaporit bisa memakan waktu cukup lama dan tidak mampu membunuh semua jenis bakteri yang ada di kolam.
Maka itu, cari tahu penyakit apa saja yang bisa menular lewat kolam renang!
Baca Juga : Sering Lupa Nama Padahal Baru Saja Kenalan? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
Risiko Penularan Penyakit di Kolam Renang
1. Diare
Diare setelah berenang disebabkan oleh berbagai bakteri yang bisa ditemukan di air kolam renang.
Bakteri tersebut adalah Shigella, Cryptosporidium, Norovirus, E. coli, dan Giardia intestinalis.
Beberapa parasit ini ditemukan dalam kotoran manusia, sehingga bisa menyebar saat kita tidak sengaja menelan air kolam yang sudah terkontaminasi feses.
Faktanya, meski kita mungkin rajin mandi, rata-rata orang memiliki sekitar 0,14 gram kotoran yang masih menempel di bokongnya.
Baca Juga : Sering Salah, 4 Bahan Ini Sebenarnya Tak Boleh Digunakan untuk Atasi Luka Bakar
Jika terkena air ketika berenang, tentu kotoran tersebut dapat mencemari air kolam renang.
Terlebih jika ada perenang yang memang sedang diare. Kotoran manusia mengandung jutaan kuman.
Sebagian besar infeksi diare di kolam berenang umumnya disebabkan oleh cryptosporidium.
Kaporit dapat membunuh bakteri hanya dalam beberapa detik saja, namun cryptosporidium bisa hidup di air kolam renang hingga berhari-hari.
Ini karena fisiknya lebih tahan banting terhadap efek kaporit daripada jenis kuman lainnya.
Baca Juga : Mengapa Makan Kekenyangan Membuat Kita Jadi Mengantuk? #AkuBacaAkuTahu
2. Muntaber
Muntaber (gastroenteritis) setelah berenang pada umumnya disebabkan oleh kelompok bakteri yang sama dengan diare. Cara kerjanya pun sama.
Beberapa parasit ini ditemukan dalam kotoran manusia, sehingga bisa menyebar saat kita tak sengaja menelan air kolam renang yang terkontaminasi feses.
Baca Juga : Mengapa Makan Kekenyangan Membuat Kita Jadi Mengantuk? #AkuBacaAkuTahu
Muntaber menyebabkan usus meradang, yang kemudian menimbulkan serangkaian gejala masalah pencernaan.
Mulai dari sakit perut, perut kram, diare, mual dan muntah, hingga demam yang terjadi secara bertahap lebih dari 1-2 hari setelah berenang. Gejala ini bisa berlangsung hingga 5-10 hari.
Baca Juga : Mengurangi Plastik, Supermarket Ini Pakai Pembungkus Daun Pisang untuk Sayuran
3. Swimmer’s Ear
Telinga yang kemasukan air ketika berenang berpotensi menyebabkan infeksi telinga yang disebut dengan swimmer’s ear.
Swimmer’s ear adalah risiko penyakit di kolam renang yang terjadi akibat kelembaban dari sisa air dan bakteri Pseudomonas aeruginosa yang terperangkap dalam telinga sehabis berenang.
Baca Juga : Cazu Marzu, Keju yang Dihuni oleh Belatung, Apakah Aman Dikonsumsi?
Kuman dan bakteri yang berkembang biak meluas dalam telinga kita dan dapat menyebabkan telinga bengkak dan kemerahan yang terasa panas juga nyeri, bahkan bisa keluar nanah.
Pada kasus yang parah, infeksi ini bisa mengakibatkan demam dan rasa nyeri yang menyebar pada wajah, kepala, dan leher, hingga penurunan pendengaran.
Baca Juga : Jalur Perdagangan Rempah Menghubungkan Banyak Bangsa di Dunia
4. MRSA
MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) adalah sejenis kuman staph yang resisten terhadap antibiotik tertentu.
Sebagian besar infeksi MRSA adalah infeksi kulit (jerawat, bisul) yang mungkin dianggap sebagai gigitan laba-laba.
Ciri-ciri penyakit ini adalah berwarna merah, bengkak, nyeri, hangat saat disentuh, bernanah, dan juga disertai demam.
Baca Juga : Benarkah Swedish Meatballs Swedia Berasal dari Turki? #AkuBacaAkuTahu
MRSA tidak bertahan lama di air kolam renang yang memiliki kadar pH tepat (7,2 – 7,8) dan sudah disterilkan dengan kaporit.
MRSA dapat disebarkan di air kolam renang dan fasilitas lainnya melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan pengunjung lain yang terinfeksi MRSA.
Penularan infeksi bisa langsung terjadi bila kita menyentuh infeksi MRSA milik orang lain.
MRSA paling mungkin menyebar saat bersentuhan dengan luka atau goresan di kulit yang tidak ditutup.
Baca Juga : Masih Lapar Padahal Sudah Sarapan? Mungkin Ini Penyebabnya
Hepatitis A
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Ada banyak tipe hepatitis, hanya ada satu yang berpotensi mencemari air kolam renang yaitu, hepatitis A.
Hepatitis A ditularkan dari satu orang ke orang lainnya lewat makanan, minuman, atau air yang terkontaminasi feses mengandung virus.
Baca Juga : 4 Perubahan Wujud Benda Padat dan Contohnya, Cari Tahu, yuk!
Kita bisa tertular hepatitis A jika menelan air kolam renang yang terkontaminasi ketika ada seseorang yang sakit hepatitis tidak sengaja buang air besar di kolam.
Ditambah lagi, tidak semua orang terinfeksi virus hepatitis A akan memiliki gejala.
Baca Juga : Rempah-Rempah Nusantara yang Menghangatkan Eropa Ini Berharga Mahal
Sebelum Berenang, Cek Dahulu Kolam Renangnya
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) menganjurkan kita untuk selalu cek kolam renang sebelum beranang.
Hal ini untuk memastikan keamanan kita dari penyakit yang ada di kolam renang.
Petama, lihat airnya. Air harus terlihat bersih, bersih, dan biru sampai ke dasarnya. Kita harus bisa melihat saluran pembuangan dan garis-garis ubin di bagian bawahnya.
Baca Juga : Masih Lapar Padahal Sudah Sarapan? Mungkin Ini Penyebabnya
Kedua, cium baunya. Kaporit seharusnya tidak berbau kuat. Bau kaporit yang kuat dapat menandakan adanya kloramin yang merupakan bahan kimia yang terdiri dari kaporit dicampur dengan minyak tubuh, keringat, air kencing, air liur, lotion, dan kotoran.
Ketiga, sentuh airnya. Dinding pinggiran dalam kolam harus halus, tidak licin, atau lengket.
Keempat, jangan menelan air dan hindari memasukkan jari ke mulut kita, ya.
Baca Juga : Setelah Ekuinoks, Ada Gerhana Satelit atau Sun Outage, Apa Itu, ya?
Tonton video ini, yuk!