Kenapa Penelitian Dilakukan dalam Kondisi Berbaring?
Penelitian dalam kondisi berbaring dilakukan oleh NASA dan ESA karena posisi tersebut diperkirakan memiliki efek yang sama seperti saat astronaut berada di ruang angkasa.
Ketika berada di ruang angkasa, berat tubuh yang disebabkan oleh gaya berat mikro akan mengubah tubuh mereka.
Selain itu, saat di ruang angkasa tubuh para astronaut juga mengalami pengurangan tekanan yang menyebabkan otot hingga tulang mereka berubah, yang bisa dilihat dari bertambahnya tinggi badan astronaut saat berada di ruang angkasa.
Selain itu, cairan tubuh astronaut juga akan bergeser ke kepala saat berada di ruang angkasa, lo, teman-teman.
Baca Juga : Inilah 7 Kesalahan Saat Menyikat Gigi, Pernah Melakukan Salah Satunya?
Nah, untuk memahami efek-efek tersebut, ilmuwan menganggap bahwa berbaring dalam waktu lama menjadi cara yang tepat untuk mengetahui perubahan tersebut.
Dalam posisi berbaring pada kemiringan 60 derajat dengan kepala berada lebih rendah dari kaki, membuat sukarelawan seperti sedang berada di ruang angkasa dan berada dalam posisi yang sama seperti astronaut.
Efek pergeseran cairan yang terjadi pada tubuh para sukarelawan akan dipelajari oleh para peneliti, termasuk efek berkurangnya tekanan pada otot, tulang, dan penurunan berat badan.
Selain itu, penelitian ini dilakukan karena sangat penting untuk mengetahui efek yang terjadi pada tubuh astronaut selama berada di ruang angkasa, teman-teman.
Selama penelitian ini, kesehatan para sukarelawan akan dipantau terus menerus, termasuk tekanan darah, detak jantung, penyerapan nutrisi, energi yang dikeluarkan, hingga suasanya hatinya.