Sang ayah perlahan-lahan merayap ke dekat pondok. Ia berjongkok di bawah semak-semak liar, menunggu matahari terbenam.
Ketika malam tiba, ketiga anak itu kembali dengan letih ke gubuk penyihir.
“Aku akan pergi,” kata penyihir dengan suaranya yang keras, "Masak yang enak saat aku pergi! Kalau tidak, adik-adikmu akan aku pukul!” kata si penyihir pada si sulung.
Baca Juga : Suka Menabung di Celengan? Apa Celengan Pertama Muncul di Indonesia?
Pak Dembe sedang mengawasi pondok ketika dia melihat penyihir berjalan pergi. Ia segera lari ke dalam pondok di penyihir dan bersembunyi di bawah tempat tidur sambil berkata penuh semangat pada anak-anaknya, berjanji akan membawa mereka pulang lagi segera.
Setelah beberapa saat, penyihir itu kembali.
“Di mana makanan untukku!” jeritnya ketika dia melihat kulai kosong dan perapian dingin. "Aku bilang aku akan memukul adik-adikmu kalau kau tidak patuh! Tapi sekarang, kau juga akan kupukul!”
Baca Juga : Fosil Karnivora Purba yang Hidup 22 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Kenya