Wah, Pernah Ada Kucing yang Menjadi Kepala Stasiun Kereta di Jepang

By Tyas Wening, Selasa, 21 Mei 2019 | 14:15 WIB
Tama, kucing yang bertugas sebagai kepala stasiun di Stasiun Nishi (Stasiun Kishi)

Bobo.id - Teman-teman tentu masih ingat dengan Dirt, seekor kucing yang menjadi maskot jalur kereta Nevada, jalur kereta paling sepi di Amerika.

Dirt menjadi maskot di jalur kereta tersebut karena keunikan bulu abu-abunya yang menjadikan dirinya terlihat seperti selalu kotor.

Namun selain Dirt yang menjadi maskot jalur kereta Nevada, ada juga kucing yang terkenal di stasiun kereta, nih, teman-teman.

Kucing tersebut adalah Tama, seekor kucing betina yang tinggal di Stasiun Kishi, Kinokawa, Prefektur Wakayama, Jepang.

Baca Juga : Yuk, Berkenalan dengan Dirt, Kucing yang Bulunya Selalu Terlihat Kotor

Uniknya, Tama tidak hanya menjadi maskot Stasiun Kishi, tapi mempunyai jabatan penting di stasiun ini.

Wah, jabatan penting apa yang dipegang oleh Tama di Stasiun Kishi, ya? Cari tahu, yuk!

Tama Menjadi Kepala Stasiun Kishi

Setiap stasiun kereta pasti memiliki kepala stasiun yang bertanggung jawab untuk keselamatan dan kelancaran operasi stasiun kereta api.

Namun kepala stasiun yang memimpin Stasiun Kishi di Jepang berbeda dengan kepala stasiun kereta api yang lainnya, nih, teman-teman.

Stasiun Kishi memiliki kepala stasiun seekor kucing betina bernama Tama dengan tiga warna di bulunya.

Sebelum diangkat menjadi kepala Stasiun Kishi, Tama merupakan kucing yang dipelihara oleh pemilik kios yang ada di sebelah stasiun.

Ternyata penampilan Tama yang lucu dan menggemaskan menarik perhatian banyak orang sehingga banyak yang berdatangan ke Stasiun Kishi.

Baca Juga : Wah, Ternyata Ada Orang yang Fobia Kucing, lo! Apa Sebabnya, ya?

Karena Tama berhasil menarik banyak orang ke Stasiun Kishi, pada 5 Januari 2007 Tama akhirnya diangkat menjadi kepala Stasiun Kishi bersama dengan kucing lainnya, yaitu Chibi, Miiko, dan induk Tama, untuk menjadi asistennya.

Setelah diangkat menjadi kepala stasiun dan diliput oleh berbagai media di Jepang, Tama menjadi semakin populer dan membuat Stasiun Kishi semakin ramai, nih, teman-teman.

Tama mempunyai tugas yang unik, lo, teman-teman, yaitu untuk memikat pengunjung untuk mau datang ke Stasiun Kishi dengan wajahnya yang lucu.

Sama seperti kepala stasiun lainnya, Tama juga mendapatkan gaji atau bayaran dari pekerjaannya, tapi tentu saja bentuknya bukan uang.

Dari pekerjaannya sebagai kepala stasiun, Tama mendapatkan gaji berupa makanan kucing setiap harinya, nih, teman-teman.

O iya, Tama juga mempunyai ruangan kerja khusus untuk dirinya yang berada di tempat yang tidak dapat dilihat oleh pengunjung dan dilengkapi dengan kotak berisi pasir.

Jalur Kishigawa yang Sepi dan Merugi

Sebelum menjadi stasiun kereta api Kishi yang ramai, perusahaan kereta api Nankai Electric Railway mengumumkan akan menutup jalur kereta api lokal Kishigawa karena dianggap terus merugi.

Baca Juga : Cara Mengusir Kecoak, Semut, dan Nyamuk dengan Bahan Alami

Namun Stasiun Kishi kemudian dibeli oleh pemerintah kota Kishi sebagai stasiun milik perusahaan kereta lainnya dengan panjang jalur sejauh 13,4 kilometer.

Tama, Chibi, dan Miiko yang memiliki kandang di depan stasiun diminta untuk dipindahkan karena dianggap bisa mengganggu aktivitas penumpang yang keluar masuk stasiun.

Pemilik Tama, Chibi, dan Miiko yang juga mempunyai kios di sebelah stasiun memohon kepada direktur perusahaan kereta api untuk diperbolehkan memelihara kucing di dalam stasiun.

Sang direktur pun langsung tertarik dengan ketiga kucing tersebut dan sudah menganggap kalau Tama nantinya bisa menjadi seperti maneki neko atau boneka kucing yang menarik pengunjung atau orang untuk datang ke Stasiun Kishi.

Tama, Chibi, dan Miiiko akhirnya diangkat menjadi kepala stasiun serta asisten Stasiun Kishi pada 5 Januari 2007 dengan dipakaikan atribut atau pakaian lengkap khas petugas stasiun, lo.

Hal yang baru pertama kali terjadi di Jepang ini akhirnya menarik perhatian banyak orang, nih, teman-teman.

Pemberitaan oleh berbagai pihak ini ternyata berefek pada jumlah pengunjung dan pengguna kereta di Stasiun Khisi.

Sebelum Tama dan kucing lainnya diangkat menjadi petugas stasiun, pengguna kereta di Stasiun Kishi hanya berkisar 700 orang saja per hari.

Baca Juga : Lakukan 3 Hal Ini agar Buah yang Sudah Dipotong Tidak Berubah Warna

Namun setelah Tama diangkat menjadi kepala stasiun, penumpang yang naik kereta dari Stasiun Kishi meningkat hingga 17 persen, lo.

Pemakaman Tama Dihadiri Banyak Orang

Kepopuleran Tama tidak hanya berupa tugasnya saja sebagai kepala stasiun, tapi juga ada di berbagai suvenir yang bisa dibeli oleh para penumpang dan turis di Stasiun Kishi.

Ada berbagai suvenir bergambar Tama, kafe bertema Tama, hingga kereta yang juga penuh dengan gambar Tama.

Sayangnya pada 22 Juni 2015, Tama wafat di usianya yang ke-16 tahun akibat penyakit gagal jantung, teman-teman.

Pemakaman Tama yang diidolakan oleh banyak orang semasa hidupnya dihadiri oleh lebih dari 3.000 orang.

Pemakaman untuk Tama ini diadakan di Stasiun Kishi dan digelar sesuai agama Shinto, yaitu agama terbesar yang ada di Jepang.

Agama Shinto sendiri memiliki banyak dewa dan dewi, termasuk hewan. Nah, pemakaman Tama digelar dengan tata cara agaman Shinto karena kucing dalam agama Shinto dianggap sebagai hewan spiritual atau suci.

Baca Juga : Dengan Skor 3 Juta, Ini Kisah Pencetak Skor Sempurna Pac-Man Pertama di Dunia

Setelah Tama wafat, tentu saja ada pengganti kepala stasiun yang baru, nih, teman-teman.

Kepala Stasiun Nishi yang baru adalah seekor kucing yang dianggap sebagai murid Tama, yang bernama Nitama.

#GridNetworkJuara

Tonton video ini juga, yuk!