Bobo.id - Siapa yang suka menulis buku catatan dengan pulpen atau spidol warna-warni?
Di Indonesia, menulis denga tinta warna-warni adalah hal yang biasa dilakukan.
Hal ini malah bisa membantu kita untuk menghafal pelajaran dengan mudah sehingga kita tidak kesulitan belajar.
Baca Juga: Apakah Mitologi Yunani dan Mitologi Romawi Itu Sama? #AkuBacaAkuTahu
Apalagi ada beberapa orang yang memang lebih bisa belajar jika melihat warna-warna cerah.
Namun, hati-hati kalau teman-teman pergi ke Korea Selatan dan ingin menulis nama.
Di Negeri Ginseng itu, kita dilarang menulis nama dengan menggunakan tinta merah, lo. Wah, kenapa, ya?
Baca Juga: Berapa Lama Kucing Bisa Bertahan Hidup Tanpa Makanan dan Air Minum?
Boleh Digunakan, tapi....
Sebenarnya, tinta merah boleh digunakan oleh para pelajar dan masyarakat Korea Selatan untuk menulis.
Buku-buku catatan juga boleh ditulisi dengan kalimat-kalimat bertinta merah sebagai pengingat pelajaran.
Namun, penggunaan tinta merah ini sangat dilarang untuk menuliskan nama orang, terutama orang yang masih hidup, teman-teman.
Baca Juga: Dari Mana Asal Mula Nama Milky Way dan Bimasakti untuk Galaksi Kita?
Tinta Merah sebagai Lambang Kematian
Berdasarkan mitos dan legenda, tinta merah dipercaya menjadi lambang kematian atau ketidakberuntungan orang-orang yang masih hidup.
Menulis nama orang yang sudah meninggal dengan tinta merah diperbolehkan.
Itu karena tinta merah diyakini bisa mengusir roh jahat dan membuat toh orang yang sudah meninggal itu tenang.
Baca Juga: Unik, Ternyata Siput Punya 4 Hidung yang Berbeda Fungsi dengan Manusia
Namun, penulisan nama orang yang masih hidup dengan tinta merah justru dipercaya bahwa kita mengharapkan orang itu meninggal atau tidak beruntung.
Sebagian warga menyimbolkan warna tinta merah sebagai lambang kematian karena tinta merah terkesan mirip warna darah.
Warna Merah sebagai Simbol Musuh
Selain itu, ada juga alasan lain tentang pelarangan menggunakan tinta merah untuk menulis nama orang, nih.
Baca Juga: Kita Disarankan untuk Tidak Membuka Jendela Mobil saat Macet, Mengapa?
Menurut catatan sejarah, Pangeran Besar Suyang yang merupakan putra kedua Raja Sejong dari Dinasti Joseon menggunakan tinta warna merah sebagai simbol musuh.
Warna merah ini menjadi simbol untuk menyerang lawan, nih, teman-teman.
Wah, ternyata itu sebabnya kita dilarang menggunakan tinta merah untuk menulis nama orang yang masih hidup di Korea Selatan.
Baca Juga: Pernah Mengalami Keracunan Makanan? Ini Cara Mencegah dan Mengatasinya
Lihat video ini juga, yuk!