Wah, Ada Sabuk Rumput Laut yang Membentang Lebih dari 8.000 Kilometer!

By Cirana Merisa, Rabu, 10 Juli 2019 | 15:01 WIB
Sabuk rumput laut. ( Brian Lapointe via NASA)

Tingginya nutrisi ini berasal dari penebangan pohon di Hutan Amazon dan penggunaan pupuk di lembah.

Kesuburan Samudera Atlantik ini ditambah dengan pembalikan massa air di pesisir barat Afrika pada musim dingin 2010.

Pembalikan massa air sendiri merupakan fenomena di saat air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya.

Baca Juga: Bukan Batu Mulia, Penambang Amerika Justru Temukan Fosil Monster Laut Purba

Ini membuat permukaan Samudera Atlantik menghangat hingga membuat rumput laut tumbuh subur pada musim panas 2011.

Keadaan serupa kembali terjadi pada 2014, 2015, dan 2017.

Pertumbuhan paling masif terjadi pada 2018, ketika Great Atlantic Sargassum Belt mengembang hingga mencapai 20 juta metrik ton.

Dampak dari Adanya Sabuk Rumput Laut

Dalam kondisi normal, rumput laut menjadi habitat bagi hewan laut. Rumput laut dibutuhkan ikan dan burung.

Baca Juga: Berencana Liburan ke Thailand? Hindari Lakukan 4 Hal Ini, ya!