Kisah Baker's Dozen 13, Ketika Satu Lusin Dianggap Bernilai 13

By Avisena Ashari, Rabu, 11 September 2019 | 17:00 WIB
Ilustrasi toko roti (MaxPixel's contributors)

Pada abad ke-13, ada Undang-Undang yang mengatur harga dan berat roti di Inggris Raya.

Peraturan harga dan berat roti ini berhubungan dengan harga dan berat gandum, teman-teman.

Meskipun peraturan ini dibuat atas permintaan para tukang roti, tapi ternyata ada masalah yang timbul.

Jika para tukang roti sengaja menipu para pembeli dengan memberi roti yang kurang dari seharusnya, maka ada hukuman dan denda yang berlaku.

Denda dan hukuman untuk tukang roti yang curang ini juga sangat berat, teman-teman.

Baker’s Dozen 13

Meskipun sudah diatur dengan teliti, tukang roti merasa kesulitan untuk memastikan setiap roti memiliki berat dan ukuran yang sama.

Pada saat itu, para tukang roti juga belum memiliki peralatan modern untuk memastikannya, seperti timbangan untuk adonan.

Nah, karena khawatir jika roti yang dijualnya akan kurang dari yang seharusnya, para tukang roti mulai menambahkan satu roti dalam satu lusin roti.

Ini dimaksudkan untuk berjaga-jaga agar roti yang dibeli pelanggan jumlahnya tidak kurang.

Baca Juga: Wah, Ada Roti yang Dibuat Menggunakan Ragi Berusia 4.500 Tahun, Bagaimana Hasilnya, ya?