Mengapa Kita Lebih Cepat Mengantuk dan Merasa Lemas saat Cuaca Panas?

By Cirana Merisa, Selasa, 29 Oktober 2019 | 12:00 WIB
Ilustrasi lelah dan mengantuk (lvdesign77/iStockphoto)

Peningkatan aliran darah di dekat kulit inilah yang menjelaskan kenapa kulit kita memerah di saat kepanasan.

Selain vasodilatasi, tubuh juga mengeluarkan keringat lewat kulit. Keringat dapat mendinginkan kulit ketika menguap.

Sebagai akibat dari proses pendinginan yang dilakukan tubuh, detak jantung dan laju metabolisme akan meningkat sehingga membuat kita merasa lelah atau mengantuk.

Paparan Sinar Matahari, Kelelahan, dan Dehidrasi

Ketika diserbu cuaca panas dan banyak keringat keluar, kita akan merasa sangat dehidrasi. Salah satu gejala dehidrasi adalah kelelahan.

Baca Juga: Cuaca Panas Sampai 36,5 Derajat Celcius, Lakukan Ini Agar Tidak Dehidrasi, yuk!

Selain karena keringat, paparan sinar Matahari pada kulit kita juga dapat menyebabkan perubahan pigmen, keriput, dan kulit kering.

Hal ini bisa meningkatkan dehidrasi karena tubuh tengah bekerja memperbaiki kerusakan di kulit. Kulit yang terbakar merusak kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.

Terlebih lagi, jika kita terbakar Matahari, tubuh mengalihkan cairan dari bagian tubuh yang lain ke arah luka bakar dalam upaya menyembuhkan kulit.

Pengalihan ini berarti kita memiliki lebih sedikit cairan untuk berkeringat dan dapat menyebabkan lebih banyak dehidrasi dan kelelahan.

Baca Juga: Cuaca Panas, Suhu Maksimum di Makassar dan Maros Lebih dari 38 Derajat Celcius