Mengapa Kita Lebih Cepat Mengantuk dan Merasa Lemas saat Cuaca Panas?

By Cirana Merisa, Selasa, 29 Oktober 2019 | 12:00 WIB
Ilustrasi lelah dan mengantuk
Ilustrasi lelah dan mengantuk (lvdesign77/iStockphoto)

Bobo.id - Sudah beberapa waktu ini, wilayah Jabodetabek sudah mengalami hujan, dari hujan kecil hingga hujan deras.

Namun, beberapa wilayah di Indonesia masih belum menerima hujan, bahkan masih mengalami cuaca panas.

Saat cuaca panas sedang terjadi, mungkin teman-teman merasa akan lebih cepat mengantuk dan merasa lemas.

Baca Juga: Nonton Film Horor Sampai Makan Unagi, Ini Kebiasaan Orang Jepang Saat Musim Panas

Apalagi pada siang hari yang panas, di saat kita sedang belajar di sekolah. Rasanya ingin cepat-cepat mendengar bunyi bel dan pulang karena terlalu panas.

Nah, sebenarnya apa penyebab kita jadi lebih cepat mengantuk dan merasa lemas saat cuaca panas, ya?

Yuk, cari tahu penjelasannya di sini!

Baca Juga: Cuaca Panas Mencapai 36,5 Derajat Celcius, Lebih Baik Minum Air Dingin atau Hangat?

Tubuh Berusaha Menjaga Suhu Normal

Menurut Dr. Michele Casey dari Duke Health di Carolina Utara, Amerika Serikat, penyebab rasa lemas dan mengantuk saat panas sebenarnya sederhana.

Semua ini karena tubuh sedang bekerja keras menjaga suhu tubuh tetap normal.

Tenaga yang digunakan tubuh untuk mendinginkan suhu tubuh inilah yang pada akhirnya membuat kita merasa lemas dan mengantuk.

Baca Juga: Agar Tetap Nyaman, Ikuti Tips Berpakaian saat Cuaca Panas Ini, yuk!

Ketika berada di bawah paparan sinar Matahari, tubuh harus berkerja keras untuk mempertahankan suhu internal tetap normal dan tidak berubah secara drastis.

Beberapa hal yang dilakukan tubuh untuk menjaga suhu tetap normal di saat cuaca panas adalah melebarkan pembuluh darah.

Proses melebarkan pembuluh darah dikenal sebagai vasodilatasi yang bertujuan untuk memungkinkan lebih banyak darah mengalir di dekat permukaan kulit.

Hal ini membuat darah yang hangat menjadi dingin dengan cara melepaskan panas saat bergerak di dekat kulit.

Baca Juga: Kepanasan Membuat Tubuh Bau Matahari, Apa Maksud Istilah Ini, ya?

Peningkatan aliran darah di dekat kulit inilah yang menjelaskan kenapa kulit kita memerah di saat kepanasan.

Selain vasodilatasi, tubuh juga mengeluarkan keringat lewat kulit. Keringat dapat mendinginkan kulit ketika menguap.

Sebagai akibat dari proses pendinginan yang dilakukan tubuh, detak jantung dan laju metabolisme akan meningkat sehingga membuat kita merasa lelah atau mengantuk.

Paparan Sinar Matahari, Kelelahan, dan Dehidrasi

Ketika diserbu cuaca panas dan banyak keringat keluar, kita akan merasa sangat dehidrasi. Salah satu gejala dehidrasi adalah kelelahan.

Baca Juga: Cuaca Panas Sampai 36,5 Derajat Celcius, Lakukan Ini Agar Tidak Dehidrasi, yuk!

Selain karena keringat, paparan sinar Matahari pada kulit kita juga dapat menyebabkan perubahan pigmen, keriput, dan kulit kering.

Hal ini bisa meningkatkan dehidrasi karena tubuh tengah bekerja memperbaiki kerusakan di kulit. Kulit yang terbakar merusak kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.

Terlebih lagi, jika kita terbakar Matahari, tubuh mengalihkan cairan dari bagian tubuh yang lain ke arah luka bakar dalam upaya menyembuhkan kulit.

Pengalihan ini berarti kita memiliki lebih sedikit cairan untuk berkeringat dan dapat menyebabkan lebih banyak dehidrasi dan kelelahan.

Baca Juga: Cuaca Panas, Suhu Maksimum di Makassar dan Maros Lebih dari 38 Derajat Celcius

Hal yang Harus Dilakukan

Menurut Casey, cara terbaik untuk melawan dehidrasi adalah dengan minum air dan camilan yang memiliki rasa asin.

Ada beberapa gejala kelelahan akibat panas yang harus diperhatikan, yakni berkeringat banyak, denyut nadi cepat, mengantuk atau merasa ingin pingsan.

Jika gejala di atas terjadi, segera pergi ke tempat sejuk dan minum banyak air. Pergilah ke dokter jika gejalanya tidak membaik dalam waktu satu jam.

Baca Juga: Sering Merasa Pusing di Siang yang Panas dan Terik? Ini Sebabnya

Salah satu ancaman paling fatal dari cuaca panas adalah heat stroke, yaitu sebuah kondisi di saat suhu tubuh mencapai 40 derajat Celsius atau lebih.

Orang yang mengalami heat stroke memerlukan perawatan darurat karena dapat menyebabkan kerusakan pada otak, jantung, ginjal, dan otot.

Gejala heat stroke antara lain suhu tubuh sangat tinggi, mual, muntah, sakit kepala, perubahan perilaku seperti bingung, dan lekas marah.

Maka itu, saat cuaca panas, penting untuk tetap terhidrasi, ya, teman-teman.

Baca Juga: Suhu Panas di Indonesia Bisa Sebabkan Heat Stroke, Ini Cara Mencegahnya

(Penulis: Gloria Setyvani Putri)

#GridNetworkJuara

Lihat video ini juga, yuk!