Dalam bahasa Rongga, hinga artinya “telinga” dan mbeta artinya “putus”.
Wah, apa maksudnya, ya? Rupanya maksud nama itu adalah menggambarkan kelezatan hinga mbeta saat dimasak dan dihidangkan.
Masyarakat etnis Rongga sendiri sudah tinggal di sana sejak ribuan tahun lalu dan sudah memanfaatkan hinga mbeta sejak lama sekali.
Namun, awalnya masyarakat etnis Rongga tidak menyebut rumput laut itu hinga mbeta, teman-teman.
Ternyata ada kisah di balik nama rumput laut itu, lo.
Cerita di Balik Nama Hinga Mbeta
Alkisah, suatu hari ada beberapa orang yang pergi ke pantai untuk mencari rumput laut.
Saat rumput laut sudah terkumpul, mereka mengolahnya dengan menaburi rumput laut dengan olahan cabai lombok dalam jumlah banyak.
Kemudian, saat mencicipi hidangan rumput laut dengan cabai lombok itu, salah seorah dari mereka berkata, “Hinga mbeta e..”, yang artinya telinga putus.
Maksudnya makanan itu lezat dan pedas. Konon, dari situlah istilah hinga mbeta berasal.
Baca Juga: Pernah Makan Sate Bandeng Khas Banten? Ini Kisah di Baliknya!