Badai Saat Ini Dianggap 3 Kali Lebih Kuat dari 100 Tahun Lalu, Apa Sebabnya, ya?

By Tyas Wening, Jumat, 15 November 2019 | 17:05 WIB
Pohon palem dan badai. (PXhere)

Kenaikan suhu air laut juga menyebabkan naiknya permukaan laut, sehingga meningkatkan risiko banjir selama pasang tinggi dan bisa menyebabkan terjadinya badai.

Udara yang lebih hangat juga menyimpan lebih banyak uap air di atmosfer, yang memungkinkan badai tropis menguat dan melepaskan lebih banyak kelembapan udara.

Badai yang Bergerak Lambat Memperparah Kerusakan

Faktor lain yang menyebabkan kerusakan karena badai menjadi lebih kuat dan badai lebih kuat adalah karena badai tampak bergerak lebih lambat.

Gerakan yang lebih lambat ternyata memberikan badai lebih banyak waktu untuk menyerang daerah dengan angin kencang dan membuang hujan.

Baca Juga: Mengapa Tubuh Kita Menggigil saat Kedinginan, ya? #AkuBacaAkuTahu

Akibat dari gerakan badai yang lebih lambat inilah, badai menjadi lebih intens atau lebih merusak saat menerjang suatu daerah.

Badai yang bergerak lebih lambat bisa meningkatkan jumlah waktu benda yang terkena angin kencang serta meningkatkan curah hujan.

Dalam 70 tahun terakhir atau lebih, kecepatan badai diketahui melambat sampai dengan sepuluh persen lebih lambat dari kecepatan rata-rata badai.

Faktor lainnya yang memperburuk keadaan adalah atmosfer yang lebih hangat bisa menahan lebih banyak uap air, sehingga penurunan kecepatan badai bisa meningkatkan curah hujan sebanyak sepuluh persen.

Untuk mengurangi risiko terdampak badai, peneliti mengatakan kita bisa melakukan beberapa hal, misalnya beradaptasi, mengurangi paparan pada badai, dan meningkatkan prakiraan badai.

#GridNetworkJuara

Tonton video ini juga, yuk!