Gurun Sahara Dulunya Merupakan Oasis, Bagaimana Bisa Berubah Jadi Gurun Pasir?

By Avisena Ashari, Minggu, 1 Desember 2019 | 11:00 WIB
Gurun pasir (MaxPixel's contributors)

Bobo.id – Teman-teman tahu di mana Gurun Sahara berada, bukan?

Gurun Sahara merupakan gurun yang terletak di Benua Afrika, yang meliputi negara Algeria, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Nigeria, Sahara Barat, Sudan, dan Tunisia.

Begitu luasnya wilayah Gurun Sahara, gurun ini mencakup lebih dari 30 persen wilayah Benua Afrika.

Namun, wilayah Sahara tidak selalu berupa gurun, lo! Wilayah itu dulu juga pernah menjadi wilayah oasis!

Gurun Sahara Pernah Menjadi Oasis

Gurun Sahara merupakan salah satu gurun yang paling terkenal di dunia, teman-teman.

Gurun ini memang merupakan gurun pasir terluas di dunia.

Meski luas, wilayah Sahara merupakan tempat yang jarang ditinggali.

Selain manusia, tumbuhan dan air juga jarang ditemui di Sahara, teman-teman.

Namun, dulu ada masa di mana Sahara menjadi oasis.

Baca Juga: Ada yang di Gurun dan Ada yang Menggembala, Ini 4 Suku Nomaden di Dunia

Oasis adalah tempat di padang pasir yang berair cukup untuk tumbuhan dan manusia.

Sekitar 11.000 tahun lalu, Sahara bukanlah wilayah gurun berpasir, melainkan wilayah yang dipenuhi tumbuhan.

Bahkan, saat itu Gurun Sahara memiliki badan air berupa danau besar seluas 108,779 kilometer persegi.

Lalu, bagaimana bisa sekarang Gurun Sahara berubah jadi gurun pasir seluruhnya?

Perubahan di Wilayah Sahara

Perubahan di wilayah Sahara berubah secara alami, teman-teman.

Curah hujan di sana tidak pernah tetap karena dipengaruhi oleh perubahan orbit Bumi.

Perubahan itu juga memengaruhi jumlah energi matahari di Sahara. Semakin banyak energi matahari, maka semakin banyak hujan yang turun di Sahara. Semakin sedikit energi matahari, semakin sedikit pula hujan yang turun di Sahara.

Oleh sebab itu, iklim di Sahara pun selalu berubah. Perlahan-lahan, iklim di Sahara berubah antara lembap dan kering selama ribuan tahun.

Namun, sekitar 8.000 – 4.500 tahun yang lalu, keadaan itu berubah. Sahara berubah dari lembap menjadi kering, lebih kering dari biasanya, dan tidak berubah lagi.

Baca Juga: Gurun White Sands Berwarna Putih, Ini Gurun Gipsum Terbesar di Dunia

Pengaruh Manusia pada Perubahan di Sahara

Menurut ilmuwan, iklim kering Sahara yang tidak berubah lagi ini juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia.

Para ahli menemukan bahwa seiring manusia berpindah di sepanjang wilayah Sahara, tumbuhan di sana semakin berkurang.

Salah satu perkiraan ilmuwan adalah manusia menggembala hewan ternak dan hewan ternak itu memakan tumbuhan di Sahara secara berlebihan.

Semakin berkurangnya tumbuhan, akhirnya kelembapan semakin berkurang, sehingga menyebabkan erosi permukaan tanah dan tumbuhan tidak bisa tumbuh.

Namun, arkeolog juga menemukan bahwa peradaban kuno Afrika sempat mengembalikan kondisi Sahara menjadi oasis, namun tidak berlangsung dalam waktu lama, yaitu sekitar tahun 1 – 500 Masehi.

Saat ini wilayah Gurun Sahara semakin meluas karena disebabkan oleh perubahan alami dan perubahan iklim.

Di masa depan, Gurun Sahara mungkin saja menjadi oasis lagi, teman-teman. Namun, manusia juga perlu membantu perubahan itu selain perubahan alami yang bisa terjadi.

Baca Juga: Jika Terdampar di Gurun, Apa yang Harus Dilakukan untuk Menemukan Air?

#GridNetworkJuara

Yuk, lihat video ini juga!