Di rumah sakit cukup ramai pengunjung. Seorang wanita tua yang duduk di kursi roda sedang mendoakan pasien di sebelah tempat tidur Tante Yani. Setelah selesai dan memberikan kata-kata penghiburan ia mengayuh kursi rodanya dan mendekati Tante Yani.
"Selamat sore, boleh saya doakan?" tanyanya dengan ramah.
Tante Yani mempersilakan. Setelah selesai berdoa, Tante Yani berkata, "Ibu ini juga dirawat di rumah sakit. Ibu jari kakinya dipotong karena sakit diabetes, feetiap hari ia berkeliling dari kamar ke kamar untuk menghibur dan mendoakan pasien-pasien lain.
Baca Juga: Kadar Gula Darah Bisa Diperiksa Tanpa Cek Darah dengan Alat Buatan Kak Celestine Wenardy
"Yah, saya bersyukur masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melayani orang-orang lain," kata ibu tua itu. "Saya jadi lupa akan penyakit saya kalau sedang berkeliling!"
"Ibu ini juga seorang pengarang. La suka menulis di majalah wanita," Tante Yani menjelaskan.
"Anak saya Lala juga ingin jadi pengarang. Sudah dua kali karyanya dimuat di majalah anakanak!" tahu-tahu Ibu sudah memberi tahu.
Lala tersipu-sipu.
"Saya tak mau lagi jadi pengarang. Rasanya sulit dan saya tidak berbakat!" kata Lala. "Empat karangan saya ditolak oleh majalah. Dan di kelas karangan saya tidak termasuk dafam lima karya terbaik."
Ibu tua itu tersenyum.