Bobo.id – Hari ini, tanggal 1 Januari, kita merayakan pergantian tahun 2019 menjadi tahun 2020.
Apa teman-teman tahu mengapa tahun baru dirayakan tanggal 1 Januari?
Ini berhubungan dengan mitologi Romawi, lo! Yuk, cari tahu!
Dewa Janus, Asal Nama Bulan Januari
Nama bulan Januari berasal dari nama Dewa Romawi yaitu Dewa Janus.
Dewa Janus digambarkan memiliki dua wajah yang menghadap ke depan dan ke belakang. Ini karena Dewa Janus merupakan dewa pintu dan gerbang, serta dewa permulaan dan akhir.
Nama Janus asalnya dari bahasa Latin “Ianus” yang bermakna “pintu”, teman-teman.
Dalam mitologi Romawi, dewa Janus adalah penjaga pintu surga dan Raja Latium.
Makna dari penggambaran dua kepala dewa Janus adalah lambang dari kemampuannya melihat ke masa depan, masa lalu, ke dalam, dan ke luar.
Baca Juga: Di Musim Dingin, Siswa di Finlandia Bersekolah Meski Malam Hari Lebih Lama
1 Januari Sebagai Tahun Baru
Kaisar Romawi bernama Julius Caesar yang membuat kalender Julian lah yang menentukan tanggal 1 Januari menjadi hari pertama dalam satu tahun.
Saat itu, bangsa Romawi sedang menguasai banyak wilayah yang disebut dengan Kekaisaran Romawi.
Setelah kalender Julian dibuat, setiap wilayah yang termasuk kekuasaan kekaisaran Romawi menggunakan kalender itu. Namun, para penguasa Romawi menggunakannya dengan maksud mengingatkan rakyat akan kekuatan Kaisar Julis Caesar.
Saat kekaisaran Romawi runtuh, ada beberapa wilayah di Eropa yang mengubah tanggal tahun baru, seperti tanggal 25 Maret dan 25 Desember.
Ada juga yang merayakan tahun baru setiap Minggu Paskah, meskipun hari itu tanggalnya berubah-ubah.
Namun, secara umum, tanggal 1 Januari juga masih banyak digunakan untuk menandai pergantian tahun.
Baca Juga: Ingin Buat Kartu Ucapan Natal dan Tahun Baru? Ketahui Dulu Asal-usulnya
Kalender Julian Berubah Menjadi Kalender Gregorian
Pada abad pertengahan, Paus Gregorius XIII menyempurnakan kalender Julian, teman-teman. Kalender itu dikenal dengan nama kalender Gregorian.
Beliau membuat perubahan pada aklender itu karena kalender Julian tidak selaras dengan kalender matahari.
Akhirnya, Paus Gregorius XIII menggunakan satu hari kabisat setiap empat tahun agar kalender itu bisa selaras. Inilah mengapa kita memiliki tahun kabisat setiap empat tahun sekali.
Tahun 2020 ini juga merupakan tahun kabisat, lo.
Beliau juga kembali menetapkan tanggal 1 Januari sebagai hari pertama dalam satu tahun.
Kalender Gregorian inipun mulai tersebar. Meskipun masih ada negara yang masih menggunakan kalender Julian sampai berabad-abad kemudian.
Sekarang, secara kalender Gregorian digunakan secara internasional dan masih ada kalender yang berlaku di beberapa budaya atau kepercayaan tertentu. Karenanya, ada juga pergantian tahun baru di beberapa budaya dan kepercayaan yang tidak jatuh pada 1 Januari.
Hubungan Awal Tahun Baru dengan Musim dan Astronomi
Sebenarnya, di negara-negara belahan Bumi bagian utara, dimulainya tahun baru pada bulan Januari ini cukup masuk akal.
Ini karena Januari tiba setelah solstis musim dingin, yaitu masa terdingin, tergelap, dan tidak ada panen.
Kemudian, bulan Januari juag memasuki waktu di mana hari lebih panjang di mana orang-orang memiliki lebih banyak kegiatan, seperti bertani.
Oh iya, meski pembuat kalender zaman dulu belum mengetahuinya, dari sisi astronomi, bulan Januari juga merupakan waktu di mana Matahari berada di titik terdekatnya dengan Bumi. Kita mengenalnya dengan nama perihelion.
Menarik sekali ya, pengetahuan sejarah penetapan awal tahun baru ini!
Tahun ini, semakin rajin membaca agar pengetahuan kita semakin luas, yuk! #AkuBacaAkuTahu
Baca Juga: Kenapa Amerika Serikat Disebut Negeri Paman Sam, ya? Ini Kisah di Baliknya!
Yuk, lihat video ini juga!