Jika dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi teh panas dengan suhu di bawah 60 derajat Celcius, mereka yang mengonsumsi teh bersuhu di atas 60 derajat Celcius memiliki risiko lebih besar mengalami kanker esofagus.
Di sisi lain, kanker esofagus bisa disebabkan oleh banyak faktor, teman-teman. Salah satu faktor yang disebutkan dalam penelitian adalah kebiasaan merokok.
Namun, ada juga faktor-faktor lainnya yang tidak disebutkan dalam penelitian itu.
Kemudian, di Iran, jumlah pasien kanker esofagus memang cenderung tinggi.
Sehingga, kebiasaan yang meningkatkan risiko kanker sedikit saja bisa berpengaruh.
Baca Juga: Bolehkah Memasak Nasi dengan Air Panas? Coba Tips Memasak Nasi Ini, yuk!
Penelitian Tentang Teh Panas Lainnya
Selain di Iran, peneliti lainnya pernah melakukan penelitian di tempat lain yang punya budaya minum teh, seperti di Tiongkok, Turki, dan Amerika Selatan.
Menurut penelitian-penelitian yang pernah ada, minuman panas menyebabkan kerusakan dengan membakar sel-sel di esofagus. Akibatnya, terjadi peradangan yang menyebabkan risiko kanker terjadi.
Jaringan yang rusak di esofagus itu juga bisa jadi lebih rentan oleh faktor lain yang bisa menyebabkan kanker.
Namun, penelitian ini masih perlu diperdalam kembali, teman-teman.