Benarkah Kebiasaan Minum Teh Panas Meningkatkan Risiko Kanker Esofagus?

By Avisena Ashari, Selasa, 14 Januari 2020 | 18:13 WIB
Ilustrasi minuman panas (Photo by Julian Hochgesang on Unsplash)

Bobo.id – Saat cuaca sedang dingin seperti sekarang, mengonsumsi makanan dan minuman yang panas memang nikmat, ya.

Salah satu minuman panas yang sering dikonsumsi saat cuaca dingin adalah teh panas.

Namun, sepertinya kita tidak boleh asal minum teh panas, nih. Sebuah penelitian di Iran menemukan bahwa kebiasaan minum teh yang masih panas meningkatkan kanker esofagus.

Bagaimana penjelasannya, ya? Kita cari tahu, yuk!

Baca Juga: Teh Celup Bekas Ternyata Bisa Bermanfaat untuk Kulit dan Rambut, Ini Manfaatnya

Dampak Minum Teh Panas

Menurut penelitian yang dipublikasikan International Journal of Cancer, mengonsumsi teh yang masih panas bisa meningkatkan risiko kanker esofagus.

Esofagus adalah saluran yang menghubungkan rongga kerongkongan dan lambung.

Penelitian itu mempelajari sekelompok masyarakat di Iran, teman-teman. Di sana juga ada budaya minum teh, seperti di beberapa negara lainnya.

Peneliti melakukan penelitian dengan memeriksa kondisi peserta penelitian setelah 10 tahun dan melihat jumlah orang yang mengalami kanker esofagus, serta apakah kebiasaan minum teh mereka memengaruhi kondisi itu.

Suhu teh panas yang dimaksud oleh peneliti ini adalah teh dengan suhu sekitar 60 derajat Celcius, teman-teman.

Jika dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi teh panas dengan suhu di bawah 60 derajat Celcius, mereka yang mengonsumsi teh bersuhu di atas 60 derajat Celcius memiliki risiko lebih besar mengalami kanker esofagus.

Di sisi lain, kanker esofagus bisa disebabkan oleh banyak faktor, teman-teman. Salah satu faktor yang disebutkan dalam penelitian adalah kebiasaan merokok.

Namun, ada juga faktor-faktor lainnya yang tidak disebutkan dalam penelitian itu.

Kemudian, di Iran, jumlah pasien kanker esofagus memang cenderung tinggi.

Sehingga, kebiasaan yang meningkatkan risiko kanker sedikit saja bisa berpengaruh.

Baca Juga: Bolehkah Memasak Nasi dengan Air Panas? Coba Tips Memasak Nasi Ini, yuk!

Penelitian Tentang Teh Panas Lainnya

Selain di Iran, peneliti lainnya pernah melakukan penelitian di tempat lain yang punya budaya minum teh, seperti di Tiongkok, Turki, dan Amerika Selatan.

Menurut penelitian-penelitian yang pernah ada, minuman panas menyebabkan kerusakan dengan membakar sel-sel di esofagus. Akibatnya, terjadi peradangan yang menyebabkan risiko kanker terjadi.

Jaringan yang rusak di esofagus itu juga bisa jadi lebih rentan oleh faktor lain yang bisa menyebabkan kanker.

Namun, penelitian ini masih perlu diperdalam kembali, teman-teman.

Lalu, Bolehkah Kita Mengonsumsi Teh Panas?

Nah, untuk mengonsumsi teh teman-teman bisa menunggu sebentar agar teh tidak terlalu panas. Jadi jika teh masih panas, lebih baik ditunggu sampai hangat.

Lagi pula, minum minuman yang masih panas juga bisa menyebabkan lidah dan langit-langit mulut kita terasa terbakar, tentu teman-teman tidak mau ini terjadi, kan?

Karenanya, lebih baik minum teh dengan suhu sedang dan tidak benar-benar panas saja, ya.

Untuk bisa menurunkan risiko kanker esofagus, tentu saja lebih baik lagi kalau kita menjaga asupan makanan dan membiasakan gaya hidup yang sehat, teman-teman!

Baca Juga: Makanan Ini Bisa Menurunkan Risiko Kanker, Perbanyak Konsumsinya, yuk!

Yuk, lihat video ini juga!