Dokter anak Andrew Pavia menyampaikan pada Live Science bahwa fenomena ini masih belum dipahami, tapi ada kemungkinan ini disebabkan oleh respon sistem imun yang berbeda antara anak-anak dan orang dewasa.
Kemungkinan, sistem imun bawaan pada anak-anak lebih aktif. Sistem imun bawaan ini adalah perlindungan tubuh terdepan yang merespon langsung benda asing di tubuh.
Baca Juga: Ada Cara Lebih Baik untuk Mencegah Penyebaran Virus Korona Selain Memakai Masker, Apa Saja?
Anak-Anak yang Terinfeksi Coronavirus 2019-nCoV
Saat virus corona dari Wuhan pertama kali merebak pada 31 Desember 2019, tidak ada anak-anak berusia di bawah 15 tahun yang terinfeksi virus sampai tanggal 22 Januari 2020.
Menurut penelitian pada wabah coronavirus, sampai tanggal 6 Februari 2020 hanya ada sembilan adik bayi di bawah 1 tahun yang terkena virus itu. Tujuh di antaranya terinfeksi karena tinggal di Wuhan atau memiliki anggota keluarga yang baru saja berkunjung ke Wuhan.
Seorang anak di Jerman mengalaminya karena ayahnya terinfeksi dan seorang anak berusia 10 tahun di Shenzhen, Tiongkok, terinfeksi. Ada juga adik bayi yang baru lahir di Wuhan, yang terinfeksi karena ibunya terinfeksi coronavirus.
Menurut dokter dan peneliti, anak-anak lebih tidak rentan terhadap virus itu, teman-teman.
Sebenarnya, ini adalah hal baik karena artinya generasi anak-anak lebih terlindungi. Kemudian, anak-anak biasanya jarang mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut, dan lebih sering menyentuh temannya.
Jika anak-anak mudah terjangkit virus korona, maka kebiasaan di atas bisa mempermudah virus semakin merebak lebih luas.