Jenderal Sudirman Ahli dalam Taktik Perang, Seperti Apa Strategi Perangnya?

By Sarah Nafisah, Jumat, 15 Mei 2020 | 10:30 WIB
Jenderal Sudirman ahli dalam taktik perang. (Arsipnas RI Via Budaya Saya)

Setelah Indonesia merdeka, Pak Sudirman bergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Saat itu, Pak Sudirman berhasil merebut senjata pasukan Jepang dalam pertempuran di Banyumas, Jawa Tengah.

Karena kepiawaiannya, beliau pun diangkat menjadi panglima TKR dengan pangkat kolonel.

Pertempuran besar yang dipimpin beliau pertama kali adalah pertempuran Palagan Ambarawa, di mana Indonesia menang melawan tentara sekutu (Inggris) dan NICA (Belanda).

Akhirnya, pada 18 Desember 1945, Pak Sudirman dilantik menjadi Jenderal. Hingga kini beliau dikenal dengan naman Jenderal Sudirman.

Baca Juga: Pahlawan Nasional: Jenderal Soedirman

Perang Gerilya

Jenderal Sudirman ahli dalam taktik perang. Salah satu taktik perang yang ia terapkan dan paling dikenal adalah gerilya.

Gerilya adalah cara berperang yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, menghilang, dan menyerang secara tiba-tiba.

Tidak dalam waktu sebentar, perang gerilya bisa dilakukan selama berbulan-bulan.

Perang gerilya merupakan salah satu taktik perang yang dicetuskan langsung oleh Jenderal Sudirman.

Perang ini terjadi saat Belanda melancarkan Agresi Militer kedua dan menyerang ibu kota Indonesia pada saat itu, yaitu Yogyakarta.

Tahukah teman-teman? Saat penyerangan kota Yogyakarta terjadi, Jenderal Sudirman sedang dalam keadaan sakit parah.

Beliau mengidap penyakit tuberkolosis (TBC). Namun, serangan terus digencarkan oleh Belanda melalui serangan udara.