Bahkan pada rumah-rumah adat rakyat Toraja atau Tongkonan, tanduk kerbau jantan akan disusun di depan rumah sebagai simbol status sosial seseorang.
Ada berbagai ukuran yang digunakan oleh orang Toraja dalam mengukur panjang tanduk kerbau, nih.
Semakin panjang tanduk kerbau, maka tanduk akan semakin mahal harganya. Sedangkan kalau ditemukan kerusakan pada tanduk, atau bentuk tanduk yang tidak sesuai dengan tubuh kerbau, maka harganya akan turun.
Ukuran yang digunakan orang Toraja untuk mengukur panjang tanduk kerbau dengan memakai tangan mereka sendiri, misalnya seukuran panjang jari, pergelangan tangan, atau seukuran lengan orang dewasa.
Baca Juga: Banyak yang Suka Ramyeon, Padahal 5 Jenis Mi Asal Korea Ini Tak Kalah Lezat! Pernah Coba?
2. Bentuk Tanduk
Sebelumnya, sudah dituliskan kalau bentuk tanduk yang tidak sesuai dengan bentuk tubuh kerbau akan membuat harga kerbau menjadi turun.
Ternyata ada beberapa kategori bentuk tanduk yang diberikan orang Toraja pada kerbau jantan yang nantinya dijadikan sebagai persembahan.
Ada bentuk tanduk tarangga, yang merupakan bentuk tanduk paling umum pada kerbau di Toraja.
Bentuk tanduk ini membuat tanduk membentuk setengah lingkaran ke luar. Ada juga bentuk tanduk pampang, yang membuat tanduk keluar melebar dan cenderung panjang.
Baca Juga: Sejak Kapan Tradisi Memakai Pakaian Hitam saat Suasana Duka Dilakukan?
Kemudian ada tanduk sikki'. yang bentuknya hampir sama dengan tanduk tarangga, tapi kedua ujung tanduk cenderung bertemu dan merapat membentuk lingkaran.
Kalau berbagai bentuk tanduk tadi melengkung ke atas, maka berbeda dengan bentuk tanduk sokko, yang arahnya turun menghadap ke bawah dan hampir bertemu di bawah leher.
Bentuk tanduk ini sangat unik dan menjadikan kerbau harganya sangat mahal.
Terakhir, ada tanduk dengan bentuk tekken langi', yaitu tanduk yang keduanya mengarah ke arah yang berlawanan, yaitu satu ke atas dan satu ke bawah.