Kerbau Menjadi Salah Satu Unsur Budaya Toraja yang Penting, Ketahui Berbagai Budaya Toraja Lainnya!

By Tyas Wening, Sabtu, 16 Mei 2020 | 08:38 WIB
Budaya Toraja. (Majalah Bobo/Ricky Martin)

Bobo.id - Siapa yang bisa menyebutkan apa saja budaya Toraja?

Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan banyak budaya yang berbeda di setiap wilayah.

Salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia berasal dari Toraja.

Toraja merupakan sebuah kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, dengan nama wilayah yaitu Kabulaten Tana Toraja.

Sesuai dengan namanya, wilayah Tana Toraja didiami oleh penduduk yang merupakan Suku Toraja.

Ketahui berbagai budaya Toraja yang khas, yuk!

Baca Juga: 4 Tradisi Ramadan di Negara Lain, Ada yang Menyambut Ramadan dengan Menyalakan Meriam!

Sejarah Nama Toraja

Nama atau istilah Toraja diperkirakan berasal dari bahasa Bugis, yaitu 'to riaja', yang artinya 'orang yang berdiam di negeri atas'.

Namun di tahun 1909, pemerintah kolonial Belanda mulai menyebut wilayah ini sebagai Toraja.

Awalnya, suku Toraja masih merupakan suku yang belum tersentuh dunia luar.

Nah, sekitar awal abad ke-20, penduduk di Tana Toraja mulai terbuka pada dunia luar sejak disebarkannya agama di wilayah itu.

Bahkan karena kekayaan budaya dan alamnya, sekitar tahun 1970-an, kawasan Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia, lo.

Baca Juga: Keunikan Busana Tari Lenggang Nyai yang Merupakan Perpaduan Budaya Betawi dan Tiongkok

Berbagai Budaya Toraja yang Khas

Kabupaten Tana Toraja yang sempat menjadi lambang pariwisata Indonesia disebabkan karena kekayaan budaya yang dimiliki oleh Toraja.

Apa saja berbagai budaya Toraja yang khas, ya?

1. Rumah Adat Tongkonan

Budaya Toraja yang banyak dikenal ada pada rumah adatnya, yaitu Tongkonan.

Rumah adat Tongkonan banyak dikenal karena bentuk dan proses pembangunannya yang berbeda dengan rumah lainnya.

Baca Juga: Rumah Adat Betawi Terbagi Atas Rumah Darat dan Rumah Panggung, Ketahui Sejarahnya!

Pada rumah adat Tongkonan, bagian atapnya menjulang ke depan dan belakang.

Selain itu, rumah adat ini didirikan di atas tumpukan kayu dan proses pembangunannya bisa disebut sebagai hal yang melelahkan.

Bahkan untuk membangun Tongkonan, biasanya akan melibatkan keluarga besar pemilik rumah.

Selain itu, Tongkonan juga dikenal dengan ukiran yang menghiasi rumah adat ini.

Ukiran yang menghiasi rumah adat Tongkonan biasanya berwarna hitam, kuning, dan merah.

O iya, rumah Tongkonan ini dibagi dalam tigajenis yang berbeda, yaitu Tongkonan layuk, Tongkonan pekamberan, dan Tongkonan batu.

Baca Juga: Bali Terkenal dengan Tari Kecak, Ternyata Ada Berbagai Tarian Khas Bali Lainnya

Tongkonan layuk adalah rumah yang digunakan sebagai tempat pusat pemerintahan.

Lalu Tongkonan pekamberan adalah rumah adat yang hanya dimiliki oleh seseorang yang punya posisi tertentu di tradisi budaya Toraja.

Terakhir, Tongkonan batu adalah rumah adat untuk masyarakat biasa.

2. Upacara Pemakaman Rambu Solo'

Upacara pemakaman seseorang di Toraja juga menjadi salah satu bagian dari tradisi di wilayah ini, teman-teman.

Pada upacara pemakaman yang disebut Rambu Solo', dahulu hanya diadakan untuk para bangsawan saja.

Alasannya, karena upacara pemakaman ini menghabiskan banyak biaya dan bisa dibilang merupakan upacara yang mewah.

Prosesi pemakaman akan dilangsungkan di area yang luas, seperti lapangan atau padang rumput, yang disebut rante.

Baca Juga: Upacara Adat Nandran, Ungkapan Doa dan Syukur Nelayan di Pesisir Pantai Utara Pulau Jawa

Salah satu hal yang menyebabkan prosesi ini menjadi mahal adalah karena dipercaya jika ada semakin banyak kerbau yang dipersembahkan dalam upacara, maka roh orang yang meninggal akan semakin cepat menuju alam roh.

Kerbau menjadi hewan dan unsur penting dalam kehidupan masyarakat Toraja, teman-teman.

Inilah sebabnya, kerbau menjadi salah satu persembahan atau unsur yang harus ada dalam upacara Rambu Solo' untuk mengantarkan arwah orang yang sudah meninggal.

Baca Juga: Ada Tradisi Memanjangkan Kuku Laki-Laki di Vietnam, Intip Keunikan Lainnya, yuk!

Hal yang menjadi khas dari prosesi ini adalah nantinya peti berisi jenazah, maupun jenazah tidak dimakamkan di dalam tanah.

Peti berisi jenazah, maupun jenazah akan dimasukkan di dalam gua atau rumah kecil pada sebuah tebing yang cukup tinggi.

Selama jenazah dibawa dari rante menuju tebing, akan ada nyanyian, puisi, iringan musik, hingga tangisan anggota keluarga yang merupakan bagian dari tradisi proses pemakaman.

3. Upacara Ma'Nene

Prosesi yang berkaitan dengan anggota keluarga yang sudah meninggal pada masyarakat Toraja tidak berhenti pada proses pemakaman saja, teman-teman.

Beberapa tahun setelahnya, akan diadakan upacara yang bernama Ma'Nene.

Upacara ini adalah prosesi penggantian baju pada jenazah yang ada di tebing pemakaman.

Jenazah anggota keluarga akan digantikan dengan baju lainnya, seperti seseorang yang berganti baju.

Baca Juga: Mengenal Masyarakat Bugis Makassar dan Pembuat Kapal Pinisi di Video Ini

Namun sebelum digantikan bajunya, jenazah akan dibersihkan dan ketua adat akan membacakan doa dalam bahasa Toraja Kuno.

Setelah baju jenazah diganti dengan yang baru, jenazah akan dimasukkan kembali ke dalam lubang gua seperti semula. Setelah itu, anggota keluarga akan kembali ke Tongkonan untuk berdoa bersama.

Biasanya, upacara ini dilakukan serempak dengan warga desa yang lain, sehingga upacara bisa berlangsung cukup lama.

Selain melaksanakan tradisi, upacara ini juga bisa mempererat tali silaturahmi para anggota keluarga yang datang dalam prosesi atau upacara Ma'nene.

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com