Sementara itu, Bosmak berhasil melarikan diri dari kandang si pembeli kuda. Ia pulang ke rumah dan tidak menemukan Zeki. Bosmak sangat marah ketika melihat tali pengikat lehernya tergeletak di meja.
"Murid tidak berguna! Kalau tali ini diambil orang, aku bisa menjadi kuda seumur hidup! Tunggu pembalasanku!”
Esok paginya, Bosmak pergi mencari muridnya.
Sementara itu, di kolam di tanah lapang, Zeki mengubah dirinya menjadi patung gadis pembawa kendi air mancur. Ibunya menjualnya lewat lelang. Orang banyak berkumpul di sekeliling kolam, kagum pada kecantikan patung gadis itu.
Bosmak ada di antara kerumunan. Ia segera bisa menebak kalau patung gadis itu adalah jelmaan muridnya. Ia bergabung dengan orang banyak dan ikut memberi penawaran tertinggi. Bosmak selalu memberi tawaran yang lebih tinggi. Akhirnya, patung gadis itu pun berhasil menjadi miliknya.
Bu Sefka membuka pita di kendi air sambil berkata, pita itu tidak ikut dijual. Bosmak memerlihatkan setumpuk uang,
“Aku tidak akan membayarmu kecuali kau menyerahkan pita itu juga.”
Bu Sefka melihat sehelai pita itu dan berpikir, pita itu tampak tidak begitu penting. Bu Sefka akhirnya mengulurkan pita itu ke tangan Bosmak. Pada saat itu, Zeki bergegas mengubah dirinya menjadi seekor burung dan terbang pergi. Bosmak mengubah dirinya juga menjadi burung dan mengejar Zeki.