Dua Bahan Beracun Ini Justru Dijadikan Makanan di Jepang, Apa Saja, ya?

By Avisena Ashari, Jumat, 10 Juli 2020 | 18:30 WIB
Sashimi ikan buntal atau ikan fugu (MaxPixel's contributors)

Bobo.id - Biasanya, bahan-bahan yang beracun dihindari untuk dikonsumsi, karena bisa berbahaya bagi kesehatan.

Namun, di Jepang, ada dua bahan yang mengandung racun tapi justru dijadikan makanan.

Dua bahan yang beracun itu adalah tumbuhan sikas dan ikan buntal.

Bagaimana masyarakat Jepang mengonsumsinya, ya? Yuk, cari tahu!

Makanan Beracun yang Justru Dijadikan Makanan di Jepang

Ikan Buntal

Ikan buntal yang dijadikan makanan di Jepang juga dikenal dengan nama ikan fugu.

Ikan buntal memiliki racun yang berada dalam darahnya, teman-teman.

Dalam darah ikan buntal, ada kandungan racun yang disebut dengan tetrodotoxin.

Sel telur, hati, dan usus merupakan bagian tubuh ikan buntal yang paling beracun.

Keracunan tetrodotoxin bisa menyebabkan seseorang mengalami mati rasa di area mulut kemudian kelumpuhan, gagal napas, dan bisa menyebabkan kematian.

Supaya bisa dikonsumsi, ikan buntal harus dipersiapkan dan diolah oleh chef yang ahli. Yap, ada chef khusus untuk mengolah ikan beracun ini.

Baca Juga: Mengapa Ada Makanan Ikan Mentah, Tapi Tidak Ada Ayam Mentah, ya?

Bukan hanya punya keterampilan mengolah ikan buntal, seorang chef spesialis ikan buntal punya alat khusus untuk mengolah ikan buntal, lo.

Menurut chef spesialis pengolahan ikan buntal, seorang yang ingin bisa mengolah hidangan buntal dengan baik dan benar setidaknya harus belajar dengan ahlinya selama 10 tahun.

Bagian-bagian ikan buntal yang mengandung racun harus dipisahkan dengan hati-hati oleh chef spesialis ikan buntal. Kemudian, bagian beracun itu dihanguskan di pasar ikan.

Biasanya, ikan ini dinikmati sebagai sashimi (ikan mentah), dibakar dengan saus teriyaki, atau dibuat menjadi nabe, hidangan yang dimasak dalam sebuah panci besar.

Biasanya, hidangan ikan buntal di Jepang populer untuk dikonsumsi saat musim dingin, sekitar bulan Januari sampai bulan Maret.

Ilustrasi tumbuhan sikas (by Reggaeman / CC BY-SA 3.0 / Wikimedia Commons)

Tumbuhan Sikas

Bahan beracun lainnya yang dijadikan makanan di Jepang adalah sikas atau pakis haji.

Jika dikonsumsi secara mentah, racun dalam tumbuhan sikas dapat menyebabkan kematian.

Meski begitu, tumbuhan ini merupakan hasil pertanian utama di pulau Amami Ōshima yang ada di Jepang.

Suku asli di Pulau Amami Ōshima biasa mengolah tumbuhan sikas untuk dikonsumsi. Hal ini sudah menjadi tradisi dan diturunkan dari satu generasi ke generasi.

Para leluhur penduduk pulau Amami Ōshima lah yang menemukan cara mengeluarkan racun dari biji tumbuhan itu.

Racun pada biji maupun batang tumbuhan sikas ini dikeluarkan melalui proses pengeringan dan fermentasi, teman-teman.

Ada proses yang dilakukan secara tradisional, namun juga ada proses itu juga sudah dibantu dengan menggunakan mesin.

Nah, hasil dari bagian tumbuhan yang sudah tidak beracun itu kemudian bisa dijadikan tepung yang kembali diolah menjadi mi, kue, roti, keripik, sampai mochi.

Makanan ini juga bisa diolah menjadi bubur yang dimakan menggunakan lauk lainnya.

Wah, unik sekali ya, budaya yang ada di Jepang!

Baca Juga: Meski Berbahaya, Makanan Ini Disukai Penduduk Mesir, lo! Pernah Tahu?

Yuk, lihat video ini juga!

 

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id/

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com