Jenderal Sudirman Perang Gerilya Saat Sakit Parah
Bagi Jenderal Sudirman, tidak ada kata menyerah, teman-teman. Beliau adalah orang yang gigih pendirian dan berusaha secara maksimal, meskipun kondisinya menyulitkan.
Saat menguasai Yogyakarta, Belanda terus menerus melakukan serangan.
Hingga pada 22 Desember 1948, Jenderal Sudirman memutuskan untuk meninggalkan Yogyakarta untuk memulai gerilya.
Sebenarnya, saat itu, Jenderal Sudirman sedang mengalami sakit tuberkulosis (TBC). Bersumber dari Kompas.com, keterangan dalam situs Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemdikbud) menyebutkan bahwa kondisi itu membuat paru-paru beliau hanya berfungsi 50 persen.
Memang sebelumnya saat Jenderal Sudirman berdiskusi dengan Presiden Soekarno, Presiden memintanya untuk beristirahat karena kondisinya yang sedang sakit.
Namun, menurut ahli sejarah, Jenderal Sudirman justru menjawab “Tidak, Bung! Saya tetap bersatu dengan rakyat. Karena sesuai dengan ucapan saya, saya harus bergabung dengan rakyat, menentukan kemerdekaan Indonesia.”
Perang gerilya membutuhkan perjalanan panjang di mana Jenderal Sudirman dan pasukannya harus keluar masuk hutan dan melewati jalur pedesaan.
Sampai akhirnya saat kondisi kesehatan Jenderal Sudirman memburuk dan tidak kuat berjalan. Jenderal Sudirman ditandu oleh para prajuritnya yang setia.
Baca Juga: Rambut Bercabang dan Kering jadi Ciri Rambut Rusak, Ketahui Ciri Lain Rambut Rusak