Memimpin dengan Pemikiran Strategis
Meski sedang sakit, Jenderal Sudirman tetap mampu memberikan strategi perang yang baik dan bisa memotivasi pasukannya.
Beliau memang tidak berperang langsung, namun pemikirannyalah yang meimpin para prajurit.
Dengan taktik perang gerilya Belanda jadi kebingungan karena ada serangan yang dilakukan secara tiba-tiba.
Di samping itu, Jenderal Sudirman juga menyiapkan sebuah serangan yang direncanakan dengan matang. Serangan itu dilakukan pada 1 Maret 1949 pagi serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Fokus serangan itu adalah di ibu kota Indonesia, yaitu Yogyakarta. Pada 1 Maret 1949 pukul 06.00 WIB, sirine di seluruh penjuru kota Yogyakarta dibunyikan sebagai tanda serangan dimulai.
Selagi Jenderal Sudirman bergerilya di pelosok desa, serangan di Yogyakarta itu dipimpin oleh Letkol Soeharto, Ventje Sumual, Mayor Sardjono, Mayor Kusno, Letnan Amir Murtopo, dan Letnan Masduki.
Strategi perang gerilya yang dilakukan dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur itupun membuahkan hasil. Akhirnya Belanda pun berhasil dipukul mundur.
Wah, hebat, ya, perang gerilya Jenderal Sudirman dan pasukannya berhasil membantu Indonesia mempertahankan kemerdekaannya!
(Penulis: Sarah Nafisah/Avisena Ashari)
Baca Juga: Ada Pola Hidup Vagetarian, Apa Efeknya Bagi Tubuh kalau Tidak Lagi Mengonsumsi Daging?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com