Flower Language, Sejarah Karangan Bunga yang Memiliki Arti Tersendiri

By Anindya Miriati, Senin, 17 Agustus 2020 | 11:00 WIB
Ilustrasi sebuket bunga (Pixabay)

Cerita dalam teater khas Jepang bernama noh menampilkan cerita yang menampilkan bunga atau pohon.

Dalam cerita ini, pepohonan dan bunga menampakkan dirinya sebagai jelmaan dewa atau Buddha.

Bahkan dalam berbagai cerita rakyat Jepang juga menampilkan pohon dan roh bunga yang dapat menikahi manusia.

Apakah Masih Digunakan Sampai Sekarang?

Bahasa bunga mulai ditinggalkan setelah Perang Dunia I selesai.

Orang-orang jadi lebih fokus pada perbaikan ekonomi dan pemulihan negara setelah perang.

Kini orang-orang lebih suka memberikan pesan rahasia secara digital karena kemudahannya.

Bahkan di pesta pernikahan dengan berbagai karangan bunga juga tidak memiliki makna tertentu selain terlihat indah.

Meski begitu, tetap saja suka ada kesenian yang fokus pada makna bunga, seperti dalam karya fiksi.

Bahasa bunga khas era Victoria juga digunakan pada pernikahan Kate Middleton dengan putra kerajaan Inggris beberapa tahun lalu.

Kalau teman-teman paling suka bunga apa?

Baca Juga: Apa Benar Madu Lebih Baik untuk Anak-Anak Jika Dibandingkan dengan Gula? Ketahui Manfaat dan Juga Risikonya

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com