Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.
Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Orang Kerdil dan Tulang Ikan.
Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!
-----------------------------
Baca Juga: Ini Tips Menulis Cerpen dan Dongeng di Kelas Online Bobo Creative Week #MendongenguntukCerdas
Ali Rezzak tinggal di sebuah kota di Kashgar. Dia punya toko yang menjual pakaian. Dia sangat mencintai istrinya. Suatu hari ketika dia sedang duduk di tokonya, seorang kerdil datang dan berdiri di luar toko dan menyanyikan lagu-lagu lucu dan membuat Ali tertawa.
Ali berkata, "Ikutlah denganku, orang kerdil. Istriku akan suka mendengar lagu dan ceritamu. Aku membawa sepotong ikan yang sangat bagus untuk istriku memasak."
Jadi Ali membawa si orang kerdil ke rumahnya. Saat makan bersama, si orang kerdil memakan ikan dengan sangat cepat. Dia makan begitu cepat sehingga tukang ikan tersangkut di tenggorokannya. Wajahnya menjadi biru. Dia tidak bisa berbicara. Ali dan istrinya takut. Istri Åli berkata,
"Jika dia meninggal di sini, kita harus memberi tahu Polisi, dan mereka akan menyuruh kita menceritakan kisah kita kepada Hakim, dan Hakim akan mengatakan bahwa kita adalah penyebab kematiannya."
Baca Juga: Perjalanan Vasco da Gama, Inspirasi Nama Jembatan Terpanjang di Eropa
"Kita harus segera pergi ke rumah dokter," kata Ali.
"Kita akan meninggalkannya di pintu dan kemudian melarikan diri."
Jadi mereka membawa orang kerdil itu sampai ke depan pintu rumah dokter, dan menyandarkannya di sana. Kemudian mereka melarikan diri.
Dokter membuka pintu rumahnya dan si orang kerdil terjatuh. Dokter juga jatuh. Mereka berdua jatuh menggelinding di tangga. Keduanya bertindihan. Saat dokter melihat orang kerdil yang ditindihnya, ia terkejut.
“Orang ini sudah mati! Orang orang pasti menuduhku kalau aku melemparkannya ke bawah tangga dan Polisi akan membawa saya ke hadapan Hakim dan Hakim akan mengatakan bahwa saya adalah penyebab kematiannya. Saya harus menyembunyikan mayat ini!”
Tepat di seberang jalan dari rumah dokter, ada rumah Abdul. Abdul pembuat roti. Dokter itu berpikir,
"Abdul tidak akan ada di rumahnya malam ini. Tidak ada cahaya di rumahnya."
Jadi dokter membawa orang kerdil itu ke seberang jalan ke rumah Abdul, dan mendudukan dia di kursi. Kemudian dia berkata," Abdul akan berpikir dia adalah seorang pencuri. Saya akan menaruh roti di depan orang kerdil ini seolah-olah dia sedang makan."
Baca Juga: Apa yang Menyebabkan Kabut dan Mengapa Kabut di Kota Besar Lebih Tebal?
Dokter melakukan ini dan cepat-cepat pulang.
Abdul pulang ke rumah dan melihat dan melihat orang kerdil itu duduk di meja.
"Heeeiii!" teriaknya. “Kamu mau mencuri rotiku, ya?!”
Abdul memukul orang kerdil itu begitu keras sehingga dia jatuh dari kursi. Orang kerdil itu tidak bangkit dari lantai. Abdul menatapnya,
“Orang ini sudah mati!”
Dia sangat takut. Dia bergumam, "Memang benar saya memukul pencuri. Tetapi saya tidak boleh memukulnya hingga mati. Saya harus mengambil tubuh ini dan meletakkannya di tempat lain. Jika tidak, Polisi akan datang dan membawa saya pada Hakim. Hakim akan mengatakan bahwa saya penyebab kematiannya."
Abdul lalu menyeret tubuh orang kerdil itu dan bermaksud meletakkannya di rumah tetangganya. Namun ia terjungkal di jalan bersama orang kerdil itu.
Saat itu seorang pria Polisi datang di jalan,
"Kamu telah membunuhnya," kata Polisi. "Ikutlah denganku."
Keesokan harinya, Abdul dibawa ke hadapan Hakim. Ali Rezzak dan dokter mendengar berita ini. Mereka bergegas datang ke pengadilan dan melihat Abdul akan dihukum.
Baca Juga: Mengenal Manfaat Energi untuk Kehidupan Manusia dan 2 Jenis Sumber Energi
"Jadi, kau marah dan kau memukul orang kerdil kecil malang ini dan membunuhnya," kata Hakim. "Kau harus dipenjara!”
Dokter merasa bersalah dan tak mau membiarkan Abdul dihukum. Ia berdiri dan berkata, "Pak Hakim, saya yang meletakkan dia di rumah Abdul. Dia jatuh dari tangga rumah saya. Saya seorang dokter. Akan takut disalahkan kalau dia ditemukan di luar rumahku. Saya penyebab kematiannya."
“Anda adalah penyebab kematiannya," kata Hakim. “Anda membunuhnya. Jadi, Anda harus dihukum!”
Lalu Ali Rezzak berdiri, dan berkata, "Saya meletakkan si orang kerdil di pintu rumah dokter. Ada tukang ikan di tenggorokannya dan dia sekarat. Saya tidak ingin dia mati di rumah saya. Saya takut Polisi. Saya membawanya ke pintu rumah dokter dan kemudian melarikan diri!"
“Dia sedang sekarat," kata Hakim, "tetapi Anda tidak memanggil dokter untuk menolongnya. Jadi Anda penyebab kematiannya. Anda harus dihukum!”
Pada saat itu, Perdana Mentri istana Raja Kashgar datang. Ia melihat sidang itu dan berkata, "Tuan Hakim, Anda tidak dapat menghukum tiga orang karena kematian satu orang."
"Tidak," kata Hakim, "Saya tidak bisa. Tapi yang mana yang harus saya hukum? Haruskah saya menghukum Ali Rezzak karena tidak memanggil dokter? Atau dokter karena dia menyebabkan orang yang sekarat jatuh dari tangga rumahnya? Atau Abdul karena dia memukulnya?!”
Baca Juga: Kurikulum Darurat di Masa Pandemi, Apa Itu Kurikulum Darurat dan Bagaimana Melaksanakannya?
Pria mana yang digantung Hakim? Atau apakah dia menggantung mereka semua?
Perdana Mentri lalu berkata lagi, “Salah satu pelayan Raja Kashgar hilang dan aku telah minta bantuan polisi untuk menemukannya. Dia meninggalkan istana sejak kemarin dan tidak terlihat lagi.
Dia biasa menyanyikan lagu-lagu untuk Raja Kashgar dan menceritakan kisah-kisah yang membuat Raja Kashgar tertawa. Raja Kashgar sangat marah dan mengatakan kepada saya bahwa orang itu harus ditemukan dengan cepat."
Hakim berkata, "Ada banyak sekali pria di kota ini yang bisa menyanyikan lagu dan bercerita lucu. Bagaimana kita bisa menemukannya?"
"Tapi mereka semua tidak kerdil," kata sang Perdana Mentri. “Pelayan Raja Kashgar ini adalah seorang kerdil!”
"Seorang kerdil! " Seru sang Hakim terkejut. "Dia ada di ruangan sebelah. Oo, ini sangat menyedihkan! "
Perdana Mentri dan dokter dari istana Raja Kashgar bergegas pergi ke ruangan lain.
“Memang benar! Inilah pelayan sang Raja Kashgar ,” kata Perdana Menteri.
Baca Juga: Juru Masak Memakai Pakaian dan Topi Putih, Mengapa Begitu, ya?
“Apa yang menyebabkan kematiannya?" kata dokter istana.
“Tulang ikan,” kata Hakim. "Jadi mungkin aku harus menghukum dan memenjarakan si tulang ikan!” kata Hakim kesal.
“Biarkan aku melihat tulang ikan. Kemudian aku akan tahu apakah Ali Rezzak mengatakan yang sebenarnya."
Dokter istana membuka mulut orang kerdil itu dan memeriksanya.
"Orang kerdil ini belum mati," katanya. "Aku akan keluarkan tulang ikan dari tenggorokannya. Dia pasti akan sehat kembali.”
Dokter istana mengambil sesuatu dari kotak yang dibawanya, lalu dia membuka mulut kata orang kerdil itu dan mengambil tulang ikan dari tenggorokan si orang kerdil .
Orang kerdil itu membuka matanya. Lalu dia duduk. Hakim akhirnya tidak menggantung siapa pun, tetapi Raja Kashgar memberi dokternya lima puluh keping emas.
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: popipop
#MendongenguntukCerdas
Baca Juga: Kamuflase dan Mimikri, Tingkah Laku Hewan yang Mirip tetapi Berbeda
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com